Universitas di Indonesia Kerja Sama Bikin Satelit Nano


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mendukung eksperimen pengembangan satelit nano dan piko bernama Tel-USAT dari sejumlah perguruan tinggi untuk memantau kondisi Indonesia.

Ukurannya yang seperti kaleng minuman, satelit nano dan piko awalnya memang dikembangkan oleh universitas di Indonesia, di antaranya Universitas Telkom, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan Universitas Udayana Bali.

Satelit piko dan nano adalah satelit kecil. Piko berukuran kurang dari lima kilogram dan nano di bawah sepuluh kilogram.

Walau kecil, namun misi pihak perguruan tinggi cukup mulia, yaitu sebagai pemantauan kondisi permukaan Indonesia seperti kemaritiman dan kehutanan.

"Tiap satelit itu berbeda-beda misinya, sehingga kami serahkan sepenuhnya kepada pihak universitas," ujar ketua Lapan, Thomas Djamaluddin saat ditemui pasa acara penandatanganan MoU di kantor pusat Lapan, Rabu (18/2).

Ia melanjutkan, "perangkat penting yang jelas adalah kamera. Kameranya bisa kamera optik atau sensor radar yang bisa menembus awan, semua tergantung oleh si pengembang."

Lapan berperan sebagai pembimbing eksperimen dan memberikan fasilitas uji laboratorium subsistem satelit di Pusar Teknologi Satelit Lapan.

Selain itu, Lapan juga mendampingi dalam bisang pengolahan sinyal citra satelit, aspek legalitas, regulasi satelit, hingga waktu peluncuran.

Sumber

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait