Pemerintah Rusia melalui duta besar yang berada di Indonesia, mengatakan di tahun 2015 pihak Rusia siap untuk meneruskan pengembangan kerjasama bidang teknik militer dan bidang pertahanan dengan pemerintah Indonesia.
Dubes Rusia juga berharap hubungan kerjasama militer dan pertahanan yang telah tercapai di tahun lalu akan menjadi pondasi yang baik untuk perkembangan di tahun selanjutnya.
Demikian dikatakan duta besar Rusia untuk Indonesia M.Y.Galuzin saat bertemu dengan Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, Kamis, 15 Januari 2015, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.
Putusan kesiapan pihak Rusia tersebut merupakan tindak lanjut atas kesepakatan yang telah dicapai antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin disela-sela pertemuan APEC tahun 2014 lalu. Adapun salah satu kesepakatannya adalah perkuat hubungan teknik militer dan kerjasama di bidang pertahanan diantara kedua negara.
Pembicaraan kerjasama teknik militer ini juga sempat dibicarakan antara Presiden Joko Widodo dengan Direktur Jenderal Rosoboronexport dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia pada tanggal 8 Desember 2014. Pada kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo membenarkan adanya minat dari Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kerjasama teknik militer dengan pihak Rusia.
Rusia siap meneruskan dan memulai kerjasama dibidang pengadaan beberapa alutsista, seperti pesawat tempur Su-35 dan kapal selam Kelas Kilo
Lebih lanjut Dubes Rusia menjelaskan bahwa pihak Rusia bersedia untuk meneruskan kerjasama terhadap proyek-proyek yang mempunyai prospek besar berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai kedua belah pihak.
Ditambahkan dubes Rusia pihaknya siap untuk meneruskan dan memulai kerjasama dibidang pengadaan beberapa alutsista, seperti pesawat tempur multiperan Sukhoi Su-35 dan kapal selam Project 636 (Kelas Kilo). Disamping itu berbagai jenis peralatan untuk angkatan darat jenis Panser, helikopter transportasi Mi-17, helikopter serang plus transportasi MI-35 dan K-25, kendaraan berat BMP3F dan jenis alutsista lain.
Tidak hanya itu, Pemerintah Rusia juga akan siap mengembangkan kerjasama di bidang industri pertahanan, diantaranya untuk pelaksanaan proses Transfer of Technology (ToT), mengadakan Joint Production menghasilkan bersama untuk suku cadang berbagai jenis alutsista, mengembangkan skema offset termasuk juga didirikannya service center.
Oleh karena itu pihaknya kata Dubes Rusia siap menerima kunjungan dari beberapa pejabat militer dan pertahanan dari Indonesia seperti kunjungan KASAL dan KASAU ke Rusia untuk melihat langsung pesawat tempur jenis Su-35 dan kapal selam Project 636.
Pada kesempatan pertemuan itu, Menhan mengatakan apa yang menjadi harapan dari pihak Rusia adalah keinginan yang sama bagi pihak Indonesia untuk bisa mengembangkan kerjasama teknik militer dengan pihak Rusia.
"Dari Presiden terdahulu hingga Presiden Rusia yang sekarang Indonesia dengan Rusia menjalin hubungan kerjasama militer, dan kedepannya diharapkan makin meningkat," ungkap Menhan.
Menhan juga menyampaikan ketertarikannya akan pengadaan pesawat yang mampu mendarat di permukaan air atau laut (pesawat amfibi). Keinginan Menhan ini terkait dengan kebijakan Presiden RI Jokowi yang memberikan perhatiannya terhadap hal kemaritiman. Menurut Menhan pesawat ini berguna untuk melaksanakan patroli terhadap pencurian ikan di laut dan bisa digunakan untuk membantu operasi pencarian kecelakaan jatuhnya pesawat di laut.
"Karena Presiden kita concern terhadap hal maritim, saya tertarik akan pesawat yang bisa mendarat di air. Nanti berguna untuk patroli di laut terhadap pencurian ikan di laut dan bisa digunakan untuk membantu pencarian kecelakaan jatuhnya pesawat di laut," kata Menhan.