Gelar Latihan Gabungan, TNI Uji Coba Interoperability


Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan latihan bantuan tembakan terpadu TNI 2018, yang diikuti oleh seluruh angkatan dan kesatuan. Latihan ini dilakukan di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, latihan ini sekaligus mengujicoba sistem satu komando yang bisa disebut Interoperability. Latihan ini sendiri diselenggarakan oleh Kodiklat TNI yang mana juga mempunyai skenario merebut Center Of Gravity dan memberikan peluang gerak maju pasukan darat.

"Hasilnya bisa kita lihat, yang kita uji dalam kegiatan hari ini adalah bagaimana sistem itu berjalan yang kita sebut dengan interoperability adalah utusan dari komando atas sampai komando bawah ke samping itu semuanya bisa menerima dengan satu komando," kata Hadi usai memantau latihan tembak bantuan, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (28/11).

Menurutnya, tak mudah untuk menyatukan komunikasi dari tiga kekuatan atau angkatan TNI dengan dikomandoi oleh satu orang komando. Terlebih, ketiga angkatan yakni darat, laut dan udara mempunyai karakteristik kekuatan yang berbeda.

"Sehingga sistem setelah saya lihat tadi semuanya berjalan dengan baik, artinya interoperability yang diawaki oleh komplek komunikasi dan elektronika semuanya bisa berjalan walaupun masih ada hal-hal yang perlu kita evaluasi itu adalah test yang pertama kita uji yang pertama," ujarnya.


Hadi mengungkapkan, sistem Interoperability sudah berjalan dengan baik pada kegiatan latihan ini. Sistem Interoperability sendiri menggunakan saluran satelit untuk komunikasi.

"Sistem interoperability dalam kegiatan latihan ini sudah nampak berjalan, karena sistem interoperability ini bagian dari platform yang sedang dibangun oleh TNI yaitu Network Centric Warfare yang saat ini sudah dikembangkan. Karena harus menggunakan bantuan satelit, sehingga seluruh komunikasi kita tidak menggunakan Base Transciver Station (BTS), semuanya akan dibantu dengan menggunakan satelit dan saat ini sedang kita kembangkan," ungkapnya.

"Sehingga integrasi antara kekuatan darat kekuatan, laut, kekuatan udara itu bisa menjadi satu komando, di mana pun sasaran berada dengan satu sistem Network Centric Warfare dan disokong oleh interoperability unsur komplek, sehingga unsur-unsur di bawah dalam hal bantuan tembakan semuanya bisa berjalan termasuk juga pengerahan pasukan di bawah pasukan Infanteri semua cara efektif bisa terlaksana dengan baik itu tujuan dari kegiatan latihan operasi darat gabungan yang kita laksanakan pada akhir tahun 2018," tutup Hadi.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait