Mengenal Armada Laut Tiongkok “ Si Naga Laut Dari Timur ”

Korvet seri 056
Korvet seri 056 

Korvet seri 056 mungkin bukanlah korvet yang bersenjata paling lengkap, tetapi korvet ini salah satu korvet yang paling banyak diproduksi. Setidaknya 23 korvet seri 056 telah dibangun, dengan sepuluh yang dibangun pada tahun 2014. Total kapal yang dibuat termasuk semua korvet dengan berbagai varian bisa lebih dari lima puluh yang akan selesai pada tahun 2018.

Korvet seri 056 adalah jawaban Tiongkok untuk kebutuhan Littoral Combat Ship. Dibangun untuk menggantikan kapal patroli pantai dan pemburu kapal selam yang sudah tua, korvet kemungkinan akan berpatroli di garis pantai Tiongkok yang berpotensi bermusuhan dengan tetangganya seperti Vietnam dan memperkuat kehadiran angkatan laut Tiongkok di perairan Laut Cina Selatan terutama di dekat Spratly dan Kepulauan Paracel.

2 senapan mesin kaliber 12.7mm di korvet seri 056
Canon otomatis RWS 30mm disamping kanan dan kiri korvet 056
Empat rudal anti kapal YJ-83 ( C 803 ) andalan korvet 056
Peluncur roket FL-3000n untuk peran anti serangan udara
Dengan bobot tempur 1500 ton korvet ini memilki sebuah meriam 76mm di depan yang dapat menyerang kapal dan pesawat lawan. Untuk anti serangan udara seri 056 dibekali dengan peluncur rudal FL-3000N, mirip dengan peluncur rudal RAM Amerika. Korvet ini dilengkapi dengan 2 canon otomatis RWS 30 mm dan 2 senapan mesin 12.7mm untuk pertahanan jarak dekat .Untuk serangan taktis korvet ini dipersenjatai empat rudal anti kapal YJ-83 “Eagle Strike”, mirip dengan rudal Harpoon Amerika dan Exocet Perancis, rudal terbang setinggi 5-7m dekat permukaan air dengan kecepatan supersonik sehingga sulit bagi sistem anti rudal lawan untuk menembak jatuh.

Korvet juga mampu memburu kapal selam. Seri 056 dilengkapi dengan lambung yang dipasang sonar, helipad dan satu helicopter Z-9 ditambah enam torpedo anti kapal selam yang dipasang di geladak. Produk korvet yg terbaru memiliki sonar array yang ditarik dibagian buritan kapal. Sebuah versi yang dirancang untuk Cina Coast Guard baru-baru ini terlihat di Shipyard Huangpu di Guangzhou.

Frigate seri 054A

Frigate seri 054A saat menembakkan rudal YJ-83 ( C-803 )
Frigate seri 054A termasuk frigate multiperan yang masuk layanan di PLA pada tahun 2007.kapal ini pengembangan dari frigate seri 054 walaupun menggunakan lambung sama tapi dengan sistem senjata dan sensor yang ditingkatkan.

Seri 054A dipersenjatai dengan rudal HQ-16, rudal permukaan ke udara jarak menengah yang ditembakkan dari 32 tabung Vertical Launch System (VLS) yang dikembangkan oleh Luoyang Electro Optics Technology Development Centre (EOTDC). Rudal HQ-16 dapat menghancurkan semua target di udara dari semua sudut hingga kisaran jarak 50km. VLS juga dapat meluncurkan rudal anti kapal selam Changying-3 dengan jangkauan 60 km. Sedangkan untuk peran anti kapal permukaan (ASuW) seri 054A dilengkapi 8 rudal YJ-83 (C-803), di beberapa kapal ada yang dilengkapi sampai 16 rudal YJ-83. Rudal dapat membawa hulu ledak konvensional 165kg dengan jarak jangkauan 250km.

Memiliki meriam utama 76mm single barrel. Frigat ini juga dipersenjatai dengan dua CIWS 730 kaliber 30mm tujuh barel untuk pertahanan jarak dekat. CIWS dapat melontarkan 4600 sampai 5800 amunisi per menit dengan jangkauan maksimum 3000 m. Untuk perang anti kapal selam (ASW) jarak dekat frigat dilengkapi dua stasiun tipe 87 terdiri dari enam tabung peluncur dengan 36 torpedo kaliber 240mm dengan jarak jangkau 1200 m.

Rudal anti kapal selam CY-3 saat ditembakkan

32 tabung VLS untuk meluncurkan rudal HQ-16 dan rudal anti kapal selam CY-3
Destroyer seri 052 D

Destroyer seri 052 D adalah kapal yang sengaja dirancang untuk misi pertahanan udara bertugas melindungi aset angkatan laut yang bernilai tinggi seperti kapal induk dan kapal serbu amfibi. Seri 052D menyerupai Destroyer Arleigh Burke milik Amerika dan Daring class milik Inggris.Destroyer seri 052 D dilengkapi dengan 64 silo rudal dengan peluncur VLS terletak tepat di belakang meriam utama dan ditengah kapal.

Destroyer peluru kedali seri 052 D
Destroyer dipersenjatai dengan rudal HQ-9 “Red Banner” rudal permukaan ke udara, turunan rudal S-300 Rusia. Rudal ini serupa dengan rudal Amerika SM-2 . Red Banner memiliki kecepatan maksimum 4 Mach dengan jangkauan 124 mil. Rudal ini mampu mencegat pesawat tempur modern, rudal jelajah maupun rudal balistik musuh.

052 D juga membawa delapan rudal jelajah anti kapal YJ-62. Penampilan luar rudal ini menyerupai rudal jelajah Tomahawk milik Amerika, YJ-62 memiliki jangkauan 280 km dan juga mampu menghancurkan sasaran di darat.

Rudal HQ-9 dengan desain mirip rudal S-300 Rusia tapi sistem elektroniknya meniru rudal Patriot Amerika

CIWS type 730 Tiongkok
Destroyer ini dilengkapi dengan satu meriam utama 130mm, dua senjata CIWS seri 730 dan peluncur roket FL-3000N sebagai pertahanan jarak dekat dan enam torpedo anti kapal selam Yu-7 . torpedo yang dapat membawa hulu ledak 45 kg dengan jangkauan 14 km. Kapal ini juga memiliki dek pendaratan helikopter dan hanggar untuk menampung satu helikopter Z-9 atau Ka-28.

Pesawat tempur J-15 “ Flying Shark “

Shenyang J-15, juga dikenal sebagai Flying Shark, adalah sebuah pesawat tempur carrier based yang dikembangkan oleh Shenyang Aircraft Corporation dan Institut 601 sebagai pesawat tempur berbasis kapal induk masa depan Angkatan Bersejata Tiongkok. Tiongkok awalnya ingin membeli pesawat Su-33 yang bermesin ganda,dan berkemampuan multiperan turunan dari Su-27 Flanker. Su-33 saat ini beroperasi di kapal induk Rusia Admiral Kuznetsov. Rusia dikabarkan menolak untuk menjual Su-33 setelah mengetahui Tiongkok telah menghasilkan pesawat J-11B,pesawat tiruan dari Su-27. J-15 yang memiliki desain dasar dari Su-27 Rusia, tetapi di dalamnya ditanamkan radar AESA ala Tiongkok, avionik, infrared search and track system dan mesin buatan dalam negeri. J-15 menggunakan mesin kembar WS-10 afterburning turbofan, sama dengan yang digunakan pada pesawat tempur J-10.

Pesawat tempur J-15 ” Flying Shark “
J-15 seharusnya mampu membawa beban dua belas ton senjata. Sayangnya keterbatasan desain Liaoning yang membatasi efektivitas J-15 itu. Kurangnya ketapel pesawat yang berarti ski jump harus dipasang sebagai gantinya. Sky jump sebenarnya tidak efektif sebagai pengganti ketapel dan diduga J-15 tidak bisa lepas landas dengan beban senjata lebih dari dua ton ketika bahan bakar penuh. Ini adalah masalah yang buruk dan diperparah oleh kenyataan bahwa, tidak seperti pesawat di kapal induk AS, pesawat di kapal induk Tiongkok saat ini tidak memiliki kemampuan pengisian bahan bakar di udara.,Menurut Janes dan sumber Internet Tiongkok, kelak akan ada tiga varian pesawat yang terdiri dari:pesawat pembom tempur standar, pesawat latih dan pesawat perang elektronik meniru pesawat AS FA-18G Growler. Pada Oktober 2014, hanya ada 11 pesawat J-15 yang beroperasi, jumlah yang terlalu kecil bagi sebuah kapal induk.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait