![]() |
Iran berhasil menduplikasi teknologi pesawat nirawak RQ-170 milik Amerika Serikat. (AFP/Getty Images/Atta Kenare) |
CNN Indonesia -- Iran untuk pertama kalinya berhasil menerbangkan pesawat nirawak atau drone yang mereka kembangkan setelah menduplikasi teknologi RQ-170 Sentinel milik Amerika Serikat yang berhasil ditembak jatuh pada 2011.
"Kami berjanji bahwa model RQ-170 Sentinel akan bisa terbang pada setengah tahun terakhir 2014, dan ini terjadi. Rekaman penerbangannya akan segera dipublikasikan," kata panglima militer Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita IRNA (10/11).
Iran mengklaim drone mata-mata RQ-170 Sentinel milik AS ditembak jatuh di wilayah timur negara mereka. Di saat yang sama, pihak AS mengaku kehilangan drone mereka dalam misi di Afganistan.
Penangkapan itu dianggap sebuah pencapaian penting bagi Iran yang langsung memajang drone AS untuk dipamerkan ke publik.
Para ahli drone Iran berhasil mengorek informasi di dalam pesawat nirawak buatan Lockheed Martin seharga US$6 juta atau lebih dari Rp73 miliar itu dan membuat duplikasinya.
Drone yang digunakan untuk misi mata-mata dan tidak dilengkapi oleh senjata berjasa bagi AS untuk misi pengintaian di Afganistan dalam mengumpulkan informasi intelijen.
Teknologi RQ-170 sama seperti drone yang digunakan untuk mengintai kediaman Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, yang berujung pada terbunuhnya pemimpin al-Qaidah tersebut.
Para ahli di AS awalnya menyangsikan Iran mampu mempelajari teknologi drone mereka. Diduga, untuk mempelajari RQ 170, Iran mendapatkan bantuan dari Rusia dan China.
Pemimpin tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei mengaku puas dengan keberhasilan mereka menduplikasi teknologi drone Amerika.
"Hari ini adalah hari yang paling bahagia dan tidak terlupakan bagi saya," kata Khamenei.