Kelas Kirov, Kapal Perang Besar dan Menakutkan dari Rusia

Kirov. Gambar via Defence.pk
Amerika Serikat mendominasi laut ketika mereka memiliki kapal induk besar bertenaga nuklir dan kapal serbu amfibi, namun untuk urusan kapal perang permukaan yang terbesar dan paling bersenjata berat yang dioperasikan saat ini, maka milik Rusia-lah yang terbesar, dialah kapal perang Kelas Kirov "Battle Cruiser".

Kelas Kirov Rusia dijuluki oleh Barat sebagai "Battle Cruiser" karena ukurannya yang besar dan persenjataan berat yang diusungnya. Kirov bukanlah kapal baru, melainkan kapal perang peninggalan era Perang Dingin yang sangat menakutkan, yang menjadi salah satu alasan utama bagi pemerintah Amerika Serikat kala itu (masa Reagan) untuk meng-upgrade dan mengoperasikan kembali kapal perang Kelas Iowa.

Saat ini Rusia hanya mengoperasikan satu dari empat "monster" 252 meter ini, yaitu "Pyotr Velikiy" atau "Peter The Great," yang menjadi kapal unggulan Armada Utara Rusia. Kapal ketiga dari kelas Kirov, "Admiral Nakhimov," sedang dimodernisasi dan baru akan kembali beroperasi pada akhir dekade ini, dan kapal kedua "Admiral Lazarev," segera akan di-upgrade dan baru akan diluncurkan pada awal 2020 nanti. Sedangkan upgrade untuk kapal pertama, "Admiral Ushakov" yang sebelumnya bernama Kirov, masih dalam tahap perencanaan.

Kirov mulai dioperasikan pada tahun 1980, adik-adiknya kemudian lahir setiap 4 tahun, kecuali Kelas Kirov yang terakhir yaitu Peter The Great, baru ditugaskan pada tahun 1998 akibat terkendala krisis keuangan menjelang runtuhnya Uni Soviet.

Saat siap tempur atau bermuatan penuh, kapal ini berbobot benaman 28.000 ton, tiga kali lebih berat dari kapal Kelas Ticonderoga Amerika Serikat namun masih lebih kecil dari Kelas Iowa yang sudah non aktif. Kirov mengandalkan dua reaktor nuklir dan dua turbin uap yang total menghasilkan daya 140.000 hp. Kombinasi 2 jenis propulsi ini memungkinkan Kirov berlayar dengan kecepatan lebih dari 30 knot untuk sekitar 1.600 km. Sedangkan ketika berlayar hanya dengan menggunakan tenaga nuklir, tanpa dorongan turbin, kapal ini bisa mempertahankan kecepatan 20 knot secara kontinyu.




Lebih dari 700 pelaut yang mengoperasikan kapal besar ini, yaitu sekitar dua kali lebih banyak dari Kelas Ticonderoga Amerika Serikat. Banyaknya pelaut yang diangkut menjadi masuk akal ketika kita mengetahui berapa banyak sistem dan senjata pada Kirov. Kirov lengkap dengan senjata, roket, sistem peluncur rudal vertikal dengan ratusan rudal.

Kirov dibangun oleh Uni Soviet untuk mengatasi kapal-kapal induk Amerika Serikat yang besar, selain tentunya untuk memodernisasi angkatan lautnya sendiri. Serangan ofensif utama dari kapal ini berasal dari 20 buah rudal jarak jauh anti kapal SS-N-19 "Shipwreck". Rudal yang berbobot 7,5 ton dan panjang 10 meter ini ibarat robot kamikaze, yang diluncurkan secara salvo setidaknya empat rudal dan secara tim akan menyerang target yang berjarak 500 km jauhnya secara mandiri dengan kecepatan supersonik. Setelah diluncurkan, salah satu rudal akan terbang lebih tinggi sebagai komando bagi 3 rudal lainnya yang terbang di ketinggian rendah. Jika rudal pemimpin ini hancur (misal karena sistem pertahanan rudal), maka rudal lain akan naik menggantikan posisinya. Dan terus berlanjut hingga semua rudal tersebut hancur atau mengenai target.

Untuk penargetan awal, rudal SS-N-19 menggunakan active radar homing atau home on jam sebagai terminal guidance dan dapat menggunakan data sensor pihak ketiga (kapal patroli maritim, helikopter kapal, dan satelit). Diduga, rudal-rudal ini juga menerima update di tengah perjalanannya dengan cara yang sama dan selanjutnya "gerombolan" rudal ini mengandalkan sistem navigasi inersia dan data link sendiri untuk menemukan jalan ke target. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran terbesar kelompok kapal induk AS selama Perang Dingin.

Untuk pertahanan udara, Kirov menggunakan sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh S-300F dan S-300FM versi baru. Rudal ini terbang mendekati kecepatan hipersonik dan dapat menjangkau sekitar 161 km dari titik peluncurannya. Versi yang lebih baru, S-300FM, disebut sangat efektif mengatasi rudal balistik jarak pendek. Mereka bahkan bisa menembak jauh ke horizon dan secara mandiri memindai targetnya layaknya rudal jelajah yang terbang rendah. Peter The Great membawa 96 rudal permukaan ke udara ini, yang biasanya terbagi dua yaitu 48 S-300F dan 48 S-300FM.


Untuk ancaman udara yang lebih dekat, Peter The Great dilengkapi sepasang menara pertahanan rudal OSA-MA, masing-masing 20 putaran. Rudal yang dipandu radar ini bisa ditembakkan dengan cepat dan dapat mengintersep beberapa target di jarak sekitar 13 km, bahkan meskipun target bergerak dengan kecepatan tinggi. Selain itu, menara OSA-MA juga dilengkapi dengan sistem peluncur rudal vertikal yang setidaknya bisa menembakkan 128 putaran rudal permukaan ke udara jarak pendek SA-N-9 "Gauntlet". Sistem rudal ini merupakan versi maritim dari sistem pertahanan rudal TOR yang sudah diekspor Rusia ke berbagai negara di dunia. Rudal ini dapat ditembakkan dengan cepat dan menghancurkan target pada jarak 10 km.

Pertahanan udara terakhirnya adalah enam close-in weapon system (CIWS) "Kashtan" yang dilengkapi sepasang radar dan elektro-optik dengan rate of fire tinggi dari amunisi 30 mm dan delapan rudal jarak pendek 9m311. Di bawah CIWS Kashtan, masih ada lebih dari 192 rudal 9m311 dan ribuan amunisi 30 mm yang dapat direload dengan cepat.

Kirov juga dilengkapi dengan AK-130 dual-gun yang menghadap ke landasan helikopter. Meriam 130 mm dua laras ini memiliki akurasi efektif kurang lebih 16 km. AK-130 akan dipandu dengan radar, optik atau dukungan elektronik lainnya dan juga dapat difungsikan untuk peran anti-pesawat. Menaranya sendiri dikendalikan secara remot atau jarak jauh.

Selain senjata anti permukaan dan anti udara, Kelas Kirov juga dilengkapi dengan kemampuan anti-kapal selam yang mematikan. Dek helikopter di buritan Kirov mengoperasikan helikopter anti kapal selam Ka-25/27. Kirov sebenarnya bisa mengakomodasi lima helikopter meskipun seringkali hanya 3 helikopter yang dibawa. Helikopter ini dipersenjatai dengan torpedo dengan data penargetan kapal selam yang akurat. Kirov juga membawa 10 tabung yang mampu meluncurkan roket torpedo SS-N-16 "Stallion". Pada dasarnya ini adalah roket yang mampu terbang sejauh 80 km, tapi kemudian menjatuhkan torpedo tepat di atas kapal selam musuh. Yang terakhir, ada tiga peluncur roket anti kapal selam (RBU-1000 dan RBU-1200) yang masing-masing mengemas empat dan lima lusin roket jarak pendek anti kapal selam.


Agar seluruh senjata ini efektif, serta untuk bertindak sebagai pusat komando dan kontrol bagi armada kapal perang Rusia lainnya, Kirov dilengkapi dengan radar pelacakan dan pencarian serta sistem penanggulangan elektronik dengan puluhan antena komunikasi. Meskipun konstelasi radar array saat ini sudah ditemukan pada sistem radar SPY-1 seperti pada sistem tempur AEGIS milik kapal jelajah dan perusak Amerika Serikat, namun analis menilai sistem ini masih lebih kuat ditambah lagi dengan upgrade baru-baru ini. Diasumsikan, Kelas Kirov dengan konfigurasi modern (upgrade) bisa "melihat" target besar pada jarak lebih dari 483 km yang terbang di altitude, sedangkan untuk target seukuran jet tempur yang terbang rendah bisa dideteksi pada jarak sekitar 80 km. Selain itu, fakta bahwa Kirov membawa S-300FM menjadikannya sebagai satu-satunya kapal di Angkatan Laut Rusia yang memiliki pertahanan anti rudal balistik.

Raksasa Kirov, terlepas dari sebenarnya ini adalah kapal perang tempo dulu, kapal ini masih merupakan kekuatan tangguh yang menakutkan yang harus diperhitungkan setiap Angkatan Laut di dunia. Setelah kakak-kakak Peter The Great selesai di-upgrade, akan menarik untuk melihat persenjataan baru apa yang diusungnya. Mengingat suramnya hubungan Obama dan Putin akhir-akhir ini, Angkatan Laut AS yang sedang menuju ke penyusutan harus mewaspadai kebangkitan Angkatan Laut Rusia, salah satunya hadirnya kembali Kirov modern.

ARTILERI

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait