Suriah Tolak Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia



Presiden Suriah, Bashara al-Assad, Ahad, 22 September 2013, menolak tuduhan Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat, bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia. Penolakan itu terkait dengan draf Resolusi PBB yang berisi tuduhan negaranya menggunakan senjata pembunuh massal.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Cina, CCTV, di Damaskus, Ahad, 22 September 2013, Assad mengatakan bahwa kekuatan Barat sedang berperang melawan "musuh imajiner."

Assad menerangkan, dia tidak menaruh perhatian mengenai draf resolusi yang mereka siapkan. "Cina dan Rusia telah menyakinkan (dirinya) bahwa tidak akan ada serangan militer ke Suriah."

Resolusi yang disusun Prancis itu sebagai respons atas penggunaan senjata kimia bulan lalu, 21 Agustus 2013, di pinggiran Damaskus yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Amerika Serikat menuduh pasukan Assad harus bertanggung jawab atas serangan tersebut. Suriah membantah tuduhan itu dengan mengatakan penggunaan senjata kimia itu dilakukan oleh pasukan pemberontak.
Duta Besar lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -AS, Inggris, Prancis, Cina, dan Rusia- bertemu pekan lalu, Kamis, 19 September 2013, guna mendiskuskan draf resolusi yang disusun oleh kekuatan Barat dengan harapan keputusan yang mereka ambil mengikat seluruh anggota PBB.

Sebelumnnya, Amerika Serikat dan Rusia bersepakat mengenai senjata kimia Suriah yang akan dilenyapkan pada pertengahan 2014. Dalam wawancara dengan televisi, Assad memaparkan bahwa sejumlah pria bersenjata menghalangi akses inspektur PBB menuju situs tempat penyimpanan senjata kimia.

"Kita tahu bahwa para teroris ini menaati perintah sejumlah negara (asing) dan negara-negara tersebut mengendalikan mereka (teroris) agar menghalang-halangi kesepakatan ini (pemeriksaan senjata kimia)."

Ketika ditanya, apakah Suriah telah kehilangan banyak senjata kima, Assad menerangkan, "Suriah memang telah memproduksi senjata kimia selama beberapa dekade dalam jumlah besar, hal itu normal saja."

Assad melanjutkan, "Kami sebuah bangsa dalam posisi berperang, kami berhadapan dengan para teroris selama kurang lebih 40 tahun, tetapi dalam kasus ini, Angkatan Bersenjata Suriah dilatih berperang dengan menggunakan senjata konvensional."

Kendati demikian, Assad menambahkan, senjata kimia disimpan dalam kondisi khusus untuk mencegah teroris menghancurkannya. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Senjata kimia di Suriah berada di tempat yang aman di bawah kontrol Angkatan Bersenjata Suriah."

Sumber | Tempo

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait