SOSOK Mayjen Dudung Abdurachman Berani Usul Bubarkan FPI dan Perintahkan Copot Baliho Habib Rizieq



Berikut sosok Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman yang bersikap berani usul bubarkan FPI (Front Pembela Islam) dan perintahkan prajurit copot baliho Habib Rizieq. 

Seperti diketahui dalam video viral, prajurit TNI berseragam loreng mencopoti spanduk, banner dan baliho Habib Rizieq di seluruh penjuru Jakarta.


Pencopotan baliho Habib Rizieq akan terus dilakukan karena dianggap liar dan berisi provokasi yang mengancam persatuan di Jakarta. Ini merupakan babak baru TNI vs FPI.


Tak sekadar itu, suara lantang Dudung juga mengusulkan supaya FPI dibubarkan.


"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan.


Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.



Setelah itu, Dudung kemudian mengusulkan agar FPI dibubarkan.


"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja.


Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri.


Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," katanya.

"Ada (pasukan) berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya."


Begitulah petikan pernyataan tegas Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta ( Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman ketika dikonfirmasi wartawan tentang video viral prajurit TNI mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam ( FPI) Rizieq Shihab.


"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum.

Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan.


Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).


Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965.


Kariernya menjadi Pangdam Jaya tak mudah.


Dia adalah sosok from zero to hero.


Dikutip dari tayangan YouTube KompasTV pada 27 Juni 2020, masa muda Dudung dikenal penuh perjuangan.


Sejak saat itulah, Dudung harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan delapan saudaranya.


Dudung tak malu untuk berjualan kue di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat, bahkan juga menjadi loper koran.


"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling (jualan kue) di asrama (TNI). Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu, terutama Kompas, saya paling senang tajuk rencana Kompas," ujar Dudung.


Ada kisah menarik saat Dudung berjualan kue di lingkungan Kodam Siliwangi.


Di situlah mimpi Dudung menjadi perwira TNI bermula.


Kala itu, seorang prajurit TNI menendang barang dagangan milik Dudung.


Rupanya, prajurit TNI itu tidak mengetahui bahwa Dudung sudah sering keluar masuk lingkungan Kodam Siliwangi untuk berjualan.


Tiba-tiba Dudung dipanggil, lalu diinterogasi kenapa asal masuk.


"Sambil dia tanya-tanya, taunya dia tendanglah bawaan saya. Dak...," kata Dudung, dilansir dari Antara.


"Saat itu saya bawa klepon. Menggelindinglah 55 buah klepon yang saya bawa itu," lanjutnya.


Dudung menyayangkan perlakuan anggota TNI tersebut.


Namun, dari situlah Dudung bermimpi menjadi perwira TNI yang kelak bisa mengayomi.


"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti," kata Dudung.


Dudung harus memilih antara melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi untuk menjadi insinyur atau mengejar cita-cita menjadi perwira lewat Akademi Militer (Akmil) setelah lulus dari sekolah menengah atas (SMA).


Akhirnya, dia membulatkan tekad untuk menempuh pendidikan di Akademi Militer.


Dudung lulus dari Akademi Militer pada 1988 dari kecabangan infanteri.


Tekadnya masih sama, yaitu menjadi perwira yang selalu melindungi dan melayani rakyat.


Berbagai posisi pernah dijabat Dudung di dunia kemiliteran.


Dia pernah menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana pada tahun 2010 hingga 2011.


Kemudian, Danrindam II/Sriwijaya tahun 2011, Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga 2016, serta Staf Khusus KSAD tahun 2016 hingga 2017.


Lalu, Waaster KSAD tahun 2017 hingga 2018, Gubernur Akmil tahun 2018 hingga 2020, sampai akhirnya menjabat sebagai Pangdam Jaya.


Dia dilantik sebagai Pangdam Jaya pada 27 Juli 2020.


Ingatkan Rizieq dan FPI Dudung sebelumnya mengakui memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq Shihab.


Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.


Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.


Oleh karena itu, TNI turun tangan. Dudung memastikan bahwa operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.


"Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," katanya.


Pangdam Jaya juga membenarkan adanya patroli pasukan TNI dengan kendaraan taktis di Petamburan III, dekat markas FPI.


Hal itu menjawab video pergerakan pasukan yang beredar di media sosial.


Menurut Pangdam Jaya, tindakan pasukan TNI di Petamburan itu memang kegiatan patroli rutin untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.


Dudung lalu mengingatkan Rizieq Shihab dan FPI bahwa akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.


"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta.


Saya panglimanya. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti," kata Dudung.


Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas langsung bertepuk tangan.


Dudung kemudian merespons itu.


"Semua prajurit mendukung. Siap kalian, ya?" kata Dudung. "Siaaap," jawab para prajurit TNI kompak.


Usul bubarkan FPI


Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengusulkan agar ormas Front Pembela Islam dibubarkan.


Hal ini disampaikan Dudung saat menjawab pertanyaan wartawan usai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).


Dudung awalnya menjawab soal video viral di media sosial berkait sejumlah orang berseragam TNI menurunkan spanduk dan baliho Pemimpin FPI Rizieq Shihab.


Ia pun mengakui bahwa dirinyalah yang meminta pasukannya untuk menurunkan baliho tersebut.


Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.


Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.


Oleh karena itu, TNI turun tangan.


"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan.


Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.


Setelah itu, Dudung kemudian mengusulkan agar FPI dibubarkan.


"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja.


Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri.


Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," katanya.


Dudung memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.


Semua baliho Rizieq yang ilegal akan ditertibkan oleh pasukannya.


"Saya peringatkan, dan saya tidak segan menindak dengan keras.


Jangan coba mengganggu persatuan dan kesatuan, jangan merasa mewakili umat Islam, tidak," katanya.


Rizieq Shihab menjadi sorotan setelah pulang dari Arab Saudi, Selasa pekan lalu.


Tak hanya soal baliho ilegal, kepulangan Rizieq juga disorot karena menimbulkan kerumunan massa.


Padahal, kerumunan massa dalam jumlah besar dilarang saat ini karena ada pandemi Covid-19.


Kerumunan massa yang melibatkan Rizieq dan para simpatisannya itu kini berbuntut panjang.


Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatannya karena dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.


Saat Pandemi Polda Metro Jaya juga memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa pejabat lain terkait penyelenggaraan acara Rizieq itu.


Tanggapan Kasatpol PP DKI

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin berharap baliho yang dipasang di sejumlah lokasi diturunkan oleh orang yang memasangnya. Hal ini ia ungkapkan saat menjawab pertanyaan mengenai penurunan baliho pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab oleh perwira TNI. 

"Tentu kami berharap semua baliho-baliho itu diturunkan oleh mereka yang memasang," ucap Arifin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/11/2020). Baca juga: Perintahkan Copot Baliho Rizieq Shihab, Siapa Sosok Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman? Arifin menambahkan, apabila masih ada baliho yang terpasang, maka pihaknya akan segera menurunkannya. "Apabila (baliho) tidak diturunkan, ya kami akan turunkan tentu bersama dengan aparat keamanan lain yang terkait, TNI, Polri," tutur Arifin. 

Pandam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman sebelumnya mengakui bahwa ia memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq Shihab. "Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020). Baca juga: Pangdam Jaya: Saya yang Perintahkan Copot Spanduk Rizieq Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu. 

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan. "Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung. Dudung pun memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.


Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait