Asumsi sebagian masyarakat yang selama ini menilai tak ada yang mampu memberikan pukulan keras kepada Rizieq Shihab, atas tindakan dan perilakunya, ternyata keliru.
Sebab, ternyata pernah ada seorang jenderal militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mampu memberikan pelajaran keras kepada pimpinan FPI itu. Siapa jenderal TNI itu?. Mari kita simak dahulu kisah berantai ini.
Nama Rizieq Shihab mulai santer terdengar ke seantero Indonesia, setelah lengsernya Jenderal Besar TNI Soeharto dari peraduan Presiden RI, yakni pada 1998. Tepatnya setelah FPI berdiri beberapa bulan pasca kejatuhan Pak Harto.
Sejak saat ini nama Rizieq berkibar bersama FPI. Seiring dengan berjalan waktu, berbagai kontroversi terjadi, terutama karena tindak kekerasan yang kerap dipertontonkan ormas ini.
Saat rezim berganti, dan Jenderal TNI (Hor) Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa. Perangai FPI semakin menjadi, dan puncaknya pada bulan Ramadan 2013, tepatnya Kamis 18 Juli 2013, FPI bentrok lawan warga di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dipicu sweeping yang dilakukan ormas itu, hingga menimbulkan korban jiwa.
SBY langsung mengeluarkan peringatan keras terhadap kebrutalan FPI itu.
"Di negeri tercinta ini, ada hukum dan tatanan yang berlaku. Tidak boleh ada elemen manapun yang menjalankan hukum di tangannya sendiri, kecuali penegak hukum. Singkatnya, tidak boleh main hakim sendiri, apalagi aksi-aksi kekerasan dan tindakan kekerasan itu mengatasnamakan agama. Sangat jelas kalau ada elemen melakukan itu dan mengatasnamakan Islam justru memalukan agama Islam, mencederai agama Islam. Banyak cara menahan amar maruf nahi munkar, dan itu diajarkan Islam," kata SBY kala itu.
Ternyata Rizieq Shihab tak terima pernyataan SBY itu, dan balik melontarkan kalimat yang malah menghina mantan Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya ke-24 itu.
"Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita, tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat! Tentu, seorang Presiden Muslim menyebar fitnah membiarkan maksiat, ditambah lagi melindungi Ahmadiyah dan aneka mega skandal korupsi, sangat mencederai ajaran Islam," kata Rizieq.
Ketika itu SBY tak melapor ke kepolisian, tapi kepolisian langsung menindaklanjuti penghinaan itu, asalannya Polri, yang dihina adalah kepala negara. Malah polisi membuat tim khusus untuk kasus ini.
Selain itu, di masyarakat muncul seruan untuk membubarkan FPI, dukungan terhadap SBY mengalir deras. Namun, apa yang terjadi? Hingga melepas jabatan Presiden pada 20 Oktober 2014, kasus itu tak jelas penyelesaiannya.
Tahun demi tahun berlalu sampai pada Sabtu 14 November 2020, dalam acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Petamburan III, Jakarta Pusat, Rizieq Shihab melontarkan kata-kata tak baik, menghujat institusi TNI.
Berikut kutipan ucapan Rizieq Shihab itu:
"Ada prajurit TNI, takbir.. Waktu saya pulang, buat rekaman menyambut saya datang, betul, bagus gak?, eh ditangkep, diborgol, dipenjara yeeee. Baik, katanya, katanya, katanyaaa, melanggar disiplin militer yeeee.
Katanya, katanya, katanyaaa, tidak sesuai sapta marga yeee, UNYIL. Saya kenapa di sini jadi inget unyil lagi ya, udah lama lupa bib, udah tiga tahun setengah gak ceramah, inget unyil, inget yeea.
Lanjutt, perhatikan baik-baik, seorang prajurit TNI, menyambut kepulangan seorang habib, diborgol ditangkap dipenjara. Yang menarik cukong China, China lagi, cukong China digotong-gotong, dibopong-bopong saudara, sama prajurit-prajurit Brimob, digotong-gotong, ini China pakai nama Datuk Tahir yeee, jadi orang kalau dengar namanya gak tahu kalau dia China, Datuk Tahir dari Mayapada, ini cukong China digotong-gotong, dibopong-bopong rame-rame oleh para prajurit Brimob, enggak ada masalah saudara.
Lalu kenapa ada prajurit TNI, sekedar mengucapkan selamat datang, kok harus ditahan KURANG AJAR, betul, betul.
Makanya saya mau tanya, yang begitu-begitu ada akhlak gak, prajurit TNI cinta sama habib bagus gak, eh ditahan. Saya tanya, ada akhlak gak, ada akhlak gak. Cukong China dibopong-bopong, tapi giliran prajurit TNI cinta ulama langsung main tahan, main pegang, main borgol, KURAANG AJAR. TIDAK PUNYA AKHLAK!!, betul, betul, betul".
Sehari, dua hari memang tak ada yang menggubris perkataan hujatan terhadap TNI itu. Namun, pada Jumat pagi 20 November 2020, bertempat di Monas. Seorang jenderal TNI, mengulas masalah perkataan Rizieq itu.
"Panglima Kodam Jaya, terima kasih hujatan HRS kepada TNI maupun Polri. Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai atau sebagai habib. Habib atau kiai itu hatinya baik, ucapan baik, kalau ucapan tidak baik bukan habib, bukan kiai. Saya orang muslim, mengajarkan selalu Islam itu rahmatan lil alamin kasih sayang untuk alam semesta bukan untuk manusia saja, kemudian jangan asal bicara sembarangan. Jaga dari siksa api neraka, Allah berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka'. Ucapan dan tindakan harus baik, saya sebagai orang Islam prihatin, prihatin kalau ada seorang habib di peringatan maulid nabi bahasa-bahasanya bicara kotor," kata jenderal yang tak lain adalah Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Panglima Kodam Jaya ke-34.
Tak cukup sampai di situ, dari Monas itu pula, Mayjen TNI Dudung menggerakkan ratuasan prajurit TNI di bawah Kodam Jaya, untuk melakukan patroli dan melucuti semua atribut bergambar Rizieq Shihab yang ada di Jakarta.
Dasar kegiatan itu, karena baliho Rizieq Shihab melanggar Peraturan Daerah. Dan Satpol PP sudah tak mampu melakukannya karen selalu mendapatkan intimidasi dari simpatisan FPI.
"Ada orang berbaju loreng menurunkan baliho habib. Itu perintah saya, Satpol PP menurunkan, dinaikan lagi. Begini, kalau siapapun di republik ini, ini negara hukum harus taat kepada hukum. Pasang baliho ada aturannya, ada bayar pajaknya. Jangan seenaknya sendiri seakan-akan paling benar. Enggak ada itu, jangan coba-coba. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu," kata Panglima Kodam.
Akhirnya ratusan prajurit TNI bergerak, membawa kendaraan tempur patroli keliling Jakarta, sambil mencopot baliho liar Rizieq Shihab. Tak cukup sampai di situ. Prajurit TNI menembus sarang FPI dan mencopot baliho besar bergambar Rizieq Shihab yang selama ini kerap diberikan penghormatan oleh pendukungnya.
Dan dukungan dari rakyat Indonesia mengalir deras kepada jenderal kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu karena sudah berani bertindak tegas tanpa banyak bicara untuk meneggakkan hukum di NKRI.