Negara-negara yang Diuntungkan dari Perang Dagang AS-China


Sejumlah ekonom dan petinggi perusahaan mengkritik eskalasi perang dagang di antara AS dan China. Sejumlah chief excecutive officer (CEO) AS, khawatir kebiakan Presiden Donald Trump tersebut akan menuai aksi balas dendam.

Sampai saat ini, kedua negara sudah mengumumkan besaran tarif impor sekitar ratusan miliar dolar untuk produk-produk dari kedua belah pihak.

Namun ketika sebagian besar pelaku pasar sepakat akan ada pengaruh buruk terhadap ekonomi dunia, beberapa negara justru mendapat manfaat dari perang dagang tersebut. Pasalnya, hal tersebut bisa menciptakan potensi pasar bagi negara lain untuk memperbesar ekspornya.

"Tentu saja ada manfaat ekonominya dari penerapan tarif ini,"kata Head of Emerging Market Debt Relative Schroders Jim Barrineau seperti dilansir dari CNBC.com, Sabtu (7/4/2018)

"Jika perselisihan ini memicu perang dagang yang lebih panjang, China bisa meningkatkan investasi langsung ke sektor pertanian, logam dan energi di negara-negara berkembang sebagai diversifikasi komoditi dari AS.

Adapun negara yang mendapat keuntungan dari perang dagang tersebut, yaitu:

Brazil
Saat ini, sekitar 25% ekspor utama AS adalah kedelai. Sementara China adalah pengimpor terbesar di dunia dan AS adalah pemasok terbesar kedua. Adanya perang dagang tentunya sangat berdampak pada petani kedelai AS dan produsen babi China yang bergantung pada produk tersebut untuk memberi makan ternak mereka.

Wakil Menteri Keuangan China Zhy Guangyao pada Rabu, 4 Apr 2018 mengatakan, Amerika Selatan sebagai salah satu sumber yang bisa memproduksi kedelai dalam jumlah besar.

"Brazil mungkin bisa menjadi penerima manfaat pertama,"tambah Barrineau yang mencatat 75% kedelai Brazil sudah diekspor ke China.

"Mereka juga bisa menikmati tarif istimewa jika keledai AS terkena tarif tinggi,"tambah dia.

Brazil juga sudah menjadi pemasok utama keledai utama untuk China, namun belum bisa menggantikan pasokan dari AS. Pada 2017, AS menjual 32,9 juta ton keledai ke China, terbesar kedua setah 50,93 juta ton yang diju Brazil.

Argentina
Barrineau mengatakan, sebagai pengekspor kedelai terbesar ketiga, Argentina memiliki posisi yang hampir serupa. Kedelai mewakili 17,5% total ekspor Argentina. Namun analis komoditas memperkirakan harga tanaman di negara itu akan menurun 25% karena menderita kekeringan berkepanjangan.

Paraguay and Uruguay
Kepala Riset Pasar Komoditas Pertanian Rabobank Stefan Vogel mengatakan, China kemungkinan mencari alternatif lanjutan untuk pemenuhan kedelainya ke pasar-pasar yang lebih kecil seperti Paraguay dan Uruguay.

"Pengumpul gandum (Amerima Selatan) melihat harga barang-barang mereka terus meningkat,"kata Vogel.

"Para petani harusnya menerima hagha yang lebih tinggi untuk itu dan semua orang dalam rantai pasokan tersebut harusnya mendapat bagian dari harga tersebut,"tambah dia.

Australia
Pada Rabu silam, Beijing mengumumkan, kapas adalah salah satu dari 106 jenis barang yang akan terkena tarif 25%. Hal ini dilakukan sebagai bagian untuk menargetkan US$ 50 miliar barang-barang AS setiap tahunnya.

Vogel mengatakan, sebagai importir kapas, China bukanlah yang utama. Namun demikian, pelaku bisnis sepertinya tetap mencari negara-negara yang potensial sebagai akibat dari tarif impor tersebut. Dan sepertinya akan menuju ke Australia.

Setiap tahunnya, menurut Observatory of Economic Complexity, ekspor kapas mentah Australia mencapai US$ 1,2 miliar per tahun, dan sepertiganya saat ini masuk ke China. Vogel mengklaim dia tidak memiliki proyeksi, namun berapapun terjadi perubahan impor akan menaikkan harga dan meningkatkan profitabilitas bagi produsen kapas Australia.

Meski, Vogel mencatat masih ada kerugian. "Karena Australia juga mengimpor kedelai, mereka akan menghadapi harga yang lebih tinggi di sana meskipun mereka diuntungkan dengan kapas."

Inggris (termasuk Skotlandia)
China mengenakan tarif whiski dari AS. Dimana AS merupakan pengekspor wiski lebih dari 354 juta liter per tahun ke seluruh dunia. AS merupakan penjual whiski terbesar kedua ke China, setelah Skotlandia yang menjual 926.384 liter ke China pada 2016. Di belakangnya ada Inggris dengan 11 juta liter pada tahun yang sama. Melihat hal ini, bagi penjual AS pasar China tidak begitu penting dengan menempatkannya pada urutan ke-32 importir teratas.

Direktur Minuman dari Rabo Research Food and Agribusiness Francois Sonneville mengungkapkan, namun hal tersebut tampaknya akan meningkatkan permintaan dari Skotlandia.

"Jika kamu adalah orang China dan kamu membeli bourbon dari Amerika, seperti Jack Daniel, maka seharusnya sekarang kamu mencoba wiski Skotlandia karena akan lebih menarik,"terang dia.

Tentu saja, tarif tetap akan mengenai Inggris dan perusahaan Eropa lainnya di beberapa sektor, sehingga manfaat ini sepertinya tidak akan melebihi biaya untuk bisnis lainnya.

Perancis
Korban lain dari perang tarif ini adalah produk wine asal AS yang juga dikenakan tarif 25% jika ancaman jadi diberlakukan. Menurut statistik dari Rabobank International, China adalah pembeli anggur Amerika terbesar kesembilan, dan mengimpor sekitar US$ 76 juta dari US$ 1,57 miliar total ekspor global AS pada tahun 2016.

Sonneville mengatakan, seorang pembeli Cina mungkin akan "pergi membeli anggur Perancis atau Australia daripada anggur California karena tarifnya. Terlebih lagi Prancis dan Australia sudah menjadi dua pemasok utama Cina.

Akibatnya, dia mengatakan, eksportir anggur AS akan kecewa dan bergantung kepada permintaan domestik.

Terlalu Dini
Jadi, apakah negara-negara ini akan mendapat keuntungan lebih besar dari dampak negatifnya?

"Ini agak terlalu cepat untuk dikatakan," kata Vogel. "Kami mungkin akan melihat beberapa dampak lainnya, jadi sangat sulit untuk mengatakannya,"

Satu hal penting untuk dipertimbangkan, menurut Sonneville adalah berapa lama ini akan berlanjut. "Apakah AS dan China akan menyelesaikan masalah tanpa harus kehilangan muka, apakah ini akan dilaksanakan tetapi perlahan-lahan dibalikkan atau kita akan melihat lebih banyak balas dendam di kedua sisi?,"ujar dia.

Sumber : CNBCIndonesia.com

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait