Produsen pesawat AS, Boeing, menyatakan, pesawat tanpa pilot segera jadi kenyataan. Foto/Ilustrasi/Global Look Press |
WASHINGTON - Produsen pesawat terbang Amerika Serikat (AS) Boeing menyatakan, teknologi pesawat tanpa pilot segera menjadi menyataan. Eksportir yang juga salah satu kontraktor pertahanan terbesar di dunia ini berencana menguji coba teknologi baru itu pada tahun depan.
”Blok teknologi dasar jelas tersedia,” kata Mike Sinnett, wakil presiden pengembangan produk Boeing, dalam sebuah briefing menjelang Paris Airshow yang akan berlangsung akhir bulan ini.
Ide perjalanan udara di pesawat otonom ini terdengar menyeramkan, terlebih untuk orang-orang yang takut naik pesawat. Dengan teknologi canggih ini, lepas landas dan pendaratan pesawat dikendalikan dengan komputer.
Pesawat tanpa pilot yang sedang dikembangkan ini nantinya juga dilengkapi dengan sistem manajemen penerbangan yang menentukan jalur penerbangan terbaik berdasarkan rencana penerbangan yang sudah dimasukkan oleh pilot.
Ide munculnya teknologi pesawat canggih ini juga dipicu jumlah pilot yang dibutuhkan untuk penerbangan telah menurun dari tiga menjadi dua dalam beberapa tahun terakhir. Pesawat dengan teknologi mutakhir ini akan membantu mengatasi kekurangan pilot yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
Sinnett mengatakan bahwa perusahaannya akan mulai menguji teknologinya di simulator kokpit selama musim panas sebelum menerbangkan sebuah pesawat terbang dengan ”beberapa kecerdasan buatan pengambil keputusan yang akan dibuat oleh pilot” pada tahun depan.
Menurut Boeing, teknologi ini hanya langkah awal. Pesawat terbang sendiri harus melewati standar keselamatan, dan regulator perlu mengetahui cara untuk mengesahkan pesawat tersebut.
Sinnett mengakui pihaknya tidak tahu bagaimana akan menerapkan teknologi tersebut dalam industri penerbangan. ”Namun mengatakan kami sedang mempelajarinya sekarang dan kami mengembangkan algoritma tersebut,” ujarnya, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (10/6/2017).
“Pesawat juga harus bisa mendarat dengan aman, tentu saja, dan bisa diandalkan seperti manusia. Mesin harus mampu membuat keputusan yang sama, dan jika tidak bisa, kita tidak bisa ke sana,” imbuh Sinnett.
Sumber : SINDONews