Kapal Perang AS Diganggung Drone Iran Saat Serang ISIS

Kapal induk George HW Bush. Foto/Istimewa

Pesawat tanpa awak atau drone Iran melakukan tindakan 'tidak terpuji.' Saat Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak dari kapal George H. W. Bush dan armada kapal perangnya, pesawat pengintai Iran itu kerap menggangu.

Sebuah pesawat tak berawak Iran pertama kali dilaporkan terbang ke sebuah kapal AS pada Januari 2016. Ketika itu, pesawat itu melintas di atas kapal USS Harry S. Truman dan kapal induk Charles DeGaulle milik Prancis. Pesawat tidak menjadi ancaman setelah helikopter MH-60 dikirim untuk menyelidiki.

"Itu adalah kemampuan yang diperoleh seluruh dunia, dan Iran tidak berbeda. Ini bukan pesawat kecil yang dikendalikan radio. Mereka melakukan pengintaian," kata perwira komando kapal perang George H. W. Bush, Kapten Will Pennington, seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (6/5/2017). 
Pennington mengatakan bahwa sekarang drone Iran terdeteksi hampir setiap hari, dan awak kapal menggunakan sejumlah taktik untuk menahan mereka.

"Kami hampir selalu waspada dan kemudian kami memiliki serangkaian prosedur yang kami latih. Untuk itu secara bertahap, atau tidak bertahap, meningkatkan posisi defensif dan tingkat kesiapan kita," jelas Pennington.

Di luar sebuah insiden di bulan Maret ketika kapal-kapal cepat Iran menuju ke arah Bush saat memasuki Teluk Persia melalui Selat Hormuz, pertemuan antara kapal-kapal AS dan Iran telah berubah menjadi mesra. Namun Pennington dan pejabat di atas kapal tetap waspada.

Setelah insiden bulan Maret, Laksamana Muda Kenneth Whitesell mengatakan, "Ini adalah perilaku yang tidak profesional, ini adalah perilaku pelecehan dan ini adalah sesuatu yang tidak Anda duga saat Anda memiliki 100 kapal raksasa per hari melalui Selat Hormuz, dan setidaknya dari arus kapal pengangkut minyak, selat paling kritis di dunia." 

"Ini adalah perilaku rutin mereka, yang di wilayah lain di dunia, lingkungan maritim lainnya, ini akan dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional," imbuhnya

Dia mencatat bahwa "sejumlah" kapal Iran dengan maksud yang tidak jelas mendekati kapal induk beberapa hari yang lalu, yang memaksa kapal tersebut untuk meluncurkan helikopter yang memastikan tidak ada ancaman yang akan segera terjadi. Kapten menambahkan bahwa pertemuan kecil pun harus ditangani dengan serius.

"Kita harus memperlakukan setiap hari dengan pikiran terbuka, dan sementara itu penting untuk mengkategorikan pola, kapan pun bisa menjadi hari yang buruk," Pennington menjelaskan. 

"Penting untuk memahami apa yang rutin, tapi Anda tidak bisa bersikap lemah. Anda harus menghormati kemampuan yang ada di negara yang telah menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk mendukung dan berpartisipasi dalam perilaku buruk," imbuhnya. 

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait