Militer AS Pastikan ISIS Gunakan Senjata Kimia


Pasukan ISIS menggunakan senjata kimia saat menyerang pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Hal ini telah dipastikan oleh pihak militer AS bahwa ISIS memasukkan gas mustard ke dalam roket yang digunakan untuk menyerang pangkalan udara Qayyarah di dekat Mosul.

Jenderal Marinir Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, kepada Komite Bersenjata Senat AS mengatakan roket yang ditembakkan oleh ISIS terbukti mengandung gas sulfur mustard.

Hal serupa juga diungkapkan oleh salah seorang pejabat AS, setelah mendarat di pangkalan udara Qayyara, dekat Mosul, Irak utara, pasukan AS menemukan sisa-sisa gas mustard.

Gas mustard dalam jumlah yang cukup dapat melukai bahkan menyebabkan kematian dengan cara merusak kulit, mata dan saluran pernapasan seperti dikutip dari BBC, Jumat (23/9/2016). Gejala akibat terpapar gas mustard itu dapat berlangsung hingga 24 jam.

Meskipun demikian, Dunford menambahkan bahwa kemampuan kelompok ISIS dalam menggunakan senjata kimia belum sempurna. Namun, serangan senjata kimia tersebut memberikan petunjuk jika kelompok militan itu tengah mengembangkan senjata kimia.

ISIS menyerang pasukan koalisi AS dan Irak dengan menembakkan roket berisi gas mustard ke pangkalan udara Qayyara di Irak, pada Selasa (20/9/2016). Pangkalan tersebut merupakan tempat beroperasinya pasukan koalisi AS dan Irak. Pasukan AS mendarat di pangkalan udara Qayyara untuk mendukung pasukan Irak dalam perang merebut kembali Mosul dari cengkeraman ISIS.

Pangkalan ini berada di dekat Mosul, yang telah berada di bawah kontrol ISIS selama dua tahun terakhir dan pertempuran untuk merebut kembali kota tersebut diharapkan akan mulai dilancarkan dalam beberapa minggu mendatang. Tentara AS memberikan bantuan kepada pasukan lokal saat mereka mempersiapkan diri untuk menyerang.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait