![]() |
Singapura Tunda Rencana Pembelian Jet Tempur F-35 Lightning II |
Menurut Pentagon, Singapura telah menunda rencana pembelian sebanyak dua belas unit jet tempur F-35 buatan Lockheed Martin. Pesawat ini rencananya akan dibeli pada tahun 2022, dengan membeli tambahan delapan unit lagi, tapi Sekretaris Pertahanan Singapura menginformasikan kepada Pentagon bahwa Singapura akan menunda langkah akhir pembelian pesawat tempur tersebut.
Negara pulau tersebut belum memberikan indikasi kapan ingin menyelesaikan proses pembelian jet tempur F-35, tetapi AS mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Pada konferensi pers di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden AS Barack Obama mengatakan dalam sambutannya, “Kami menyambut minat Singapura untuk membeli pesawat tempur F-35”.
Singapura secara resmi mengajukan “surat permintaan” ke AS pada bulan Desember 2014, mencari informasi tentang cara membeli jet, dan ditindaklanjuti pada tahun 2015 dengan menunjukkan bahwa mereka lebih suka model yang paling canggih dari F-35 yaitu F-35B. F-35B dirancang untuk Korps Marinir AS dan telah dipesan oleh Italia dan Inggris. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk pendaratan vertikal di landasan tak terawat dan take-off jarak pendek.
Awal tahun ini, AS memutuskan bahwa jika Singapura jadi membeli jet tempur F-35, akan memungkinkan mereka mengintegrasikan data link proprietary dan sistem radio ke dalam pesawat tersebut. Mitra asing telah berkomitmen untuk membeli 612 jet tempur ini, sedangkan Pentagon bermaksud untuk membeli 2.443 untuk US Navy, Korps Marinir, dan Angkatan Udara. Finlandia, Spanyol, Belgia, dan Polandia sedang mempertimbangkan akuisisi jet temput F-35.
Richard Aboulafia, analis pesawat militer untuk Grup Teal di Fairfax, Virginia, mengatakan bahwa Singapura “tidak yakin pada kemampuan F-35 dalam beberapa tahun ini” dan bahwa, “sebagai mitra kerjasama keamanan, mereka tidak pernah memiliki komitmen penuh sebagaimana mitra utama. Mereka memiliki armada besar dan F-16 serta F-15 yang sangat baru, dan ancaman yang mereka hadapi tidak benar-benar membutuhkan pesawat tempur F-35”, sehingga “setiap pesawat F-35 yang dijual ke Singapura adalah dipandang sebagai preposisi relatif jangka panjang”.
Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Sebagai negara kecil tanpa kedalaman strategis, Singapura selalu membutuhkan kemampuan pesawat unggul untuk melindungi kepentingan dan perbatasan”, menggarisbawahi ucapan Menteri Pertahanan Negara itu dalam sebuah pernyataan di tahun 2013, “Armada kami saat ini memiliki pesawat tempur yang cukup untuk kebutuhan pertahanan kami dan F-35 masih dalam evaluasi”.
Sumber: Sputniknews
Negara pulau tersebut belum memberikan indikasi kapan ingin menyelesaikan proses pembelian jet tempur F-35, tetapi AS mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Pada konferensi pers di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden AS Barack Obama mengatakan dalam sambutannya, “Kami menyambut minat Singapura untuk membeli pesawat tempur F-35”.
Singapura secara resmi mengajukan “surat permintaan” ke AS pada bulan Desember 2014, mencari informasi tentang cara membeli jet, dan ditindaklanjuti pada tahun 2015 dengan menunjukkan bahwa mereka lebih suka model yang paling canggih dari F-35 yaitu F-35B. F-35B dirancang untuk Korps Marinir AS dan telah dipesan oleh Italia dan Inggris. Pesawat ini memiliki kemampuan untuk pendaratan vertikal di landasan tak terawat dan take-off jarak pendek.
Awal tahun ini, AS memutuskan bahwa jika Singapura jadi membeli jet tempur F-35, akan memungkinkan mereka mengintegrasikan data link proprietary dan sistem radio ke dalam pesawat tersebut. Mitra asing telah berkomitmen untuk membeli 612 jet tempur ini, sedangkan Pentagon bermaksud untuk membeli 2.443 untuk US Navy, Korps Marinir, dan Angkatan Udara. Finlandia, Spanyol, Belgia, dan Polandia sedang mempertimbangkan akuisisi jet temput F-35.
Richard Aboulafia, analis pesawat militer untuk Grup Teal di Fairfax, Virginia, mengatakan bahwa Singapura “tidak yakin pada kemampuan F-35 dalam beberapa tahun ini” dan bahwa, “sebagai mitra kerjasama keamanan, mereka tidak pernah memiliki komitmen penuh sebagaimana mitra utama. Mereka memiliki armada besar dan F-16 serta F-15 yang sangat baru, dan ancaman yang mereka hadapi tidak benar-benar membutuhkan pesawat tempur F-35”, sehingga “setiap pesawat F-35 yang dijual ke Singapura adalah dipandang sebagai preposisi relatif jangka panjang”.
Kementerian Pertahanan Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Sebagai negara kecil tanpa kedalaman strategis, Singapura selalu membutuhkan kemampuan pesawat unggul untuk melindungi kepentingan dan perbatasan”, menggarisbawahi ucapan Menteri Pertahanan Negara itu dalam sebuah pernyataan di tahun 2013, “Armada kami saat ini memiliki pesawat tempur yang cukup untuk kebutuhan pertahanan kami dan F-35 masih dalam evaluasi”.
Sumber: Sputniknews