Mungkinkah Negara di Kawasan Menyerang Indonesia ?


Ayam Jantan Dari Timur  said:

Tidak akan ada Negara di kawasan yang berani menyerang Indonesia (dalam artian mau perang terbuka/fisik). Negara-negara Maju saja yang punya militer kuat dan nuklir,  masih berpikir sejuta kali mau menyerang Indonesia. Banyak pertimbangannya :

1. Indonesia negeri kepulauan dan penuh hutan dan medan yg cocok untuk gerilya.

2. Jumlah Penduduk yang banyak juga punya jiwa nasionalis dan juang tingggi.

3. TNI yang kuat dan terlatih ditambah dengan penguasaan teknologi pertahanan yangg baik.

4.Non Blok bisa bersekutu dengan siapapun dalam keadaan darurat.

5. Posisi kunci dan strategis Indonesia di kawasan

6. Penduduk Muslim terbesar Dunia yang juga punya jiwa militansi dan jihad tinggi, Ingat Muslim dunia pun akab bereaksi mengingat jasa dan hubungan dekat masyarakat dan pemerintah Indonesia dengan banyak negara muslim dan kelompok muslim dunia.

7. Perang dengan Indonesia akan memakan waktu yang sangat lama bahkan tak berujung, Ingat perang revolusi.

8. Ketakutan akan bangkitkan Raksasa yang Tidur bernama Nusantara (Karena bangsa ini akhirnya bersatu melawan musuh yang sama, nyata, jelas).

9. Masih banyak lagi alasan yg membuat musuh dan calon musuh untuk menyerang Indonesia. Ingat kata-kata bung Tomo : ” MERDEKA ATAU MATI… ALLAH HU AKBAR..!!”



Gondangdia Said :

1. Jaman sekarang tidak seperti perang jaman dulu, Hutan tidak lagi menjadi hal yang menakutkan, sudah ada berbagai macam teknologi untuk perang hutan. Alat intai seperti drone akan menjadi mata dan telinga, musuh tentu akan memetakan posisi lawan dan kekuatannya, menyiapkan strategi dan membuat pukulan pertama yang efektif.

2. Rakyat sipil tentu sangat terbatas dalam mengakses persenjataan ringan apalagi berat, dan sifatnya yang kurang terorganisir akan terpecah menjadi berbagai kelompok dan itu melemahkan, energi akan banyak terkuras dalam hal konsolidasi seperti jaman perang kemerdekaan dulu. Rakyat bisa saja akan mudah terprovokasi, dan saya tidak yakin negara lain akan secara terbuka menyatakan perang dengan Indonesia akan terlalu banyak biaya dalam hal pemerataan kekuatan dan sistem logistik.

3. Dalam perang tentu yang disasar pertama adalah intinya dulu dalam artian fasilitas militer, dan kesatuan pertahanan yang ada di suatu negara. Dengan memetakan terlebih dahulu satuan kekuatan di suatu negara, kemudian muncullah strategi untuk kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul baik itu sebelum, saat, dan pasca perang. Pangkalan-pangkalan akan dihancurkan terlebih dahulu dengan peluru-peluru kendali, upaya pembersihan akan menjadi fase kritis dalam menguasai suatu wilayah, baru kemudia musuh meringsek masuk dan membuat koloni-koloni pertahanan. Untuk menilai TNI harus ojektif, hitam di atas putih baik jumlah maupun kemampuannya, mulai dari jumlah anggota aktif dan cadangan permasing-masing matra AD/AL/AU, pasukan khusus, dan tentu peralatan militer dan teknologinya.
4. Bersekutu tidak semudah mengatakan “bersekutu dengan siapapun” apalagi jika dunia belum seluruhnya terlibat perang dan terbagi dalam blok-blok yang tegas, pasti akan sangat sulit menyeret negara lain untuk perang, dan belum lagi “tidak ada makanan gratis” peluang bersekutu butuh pemimpin dan diplomat yang hebat berdiplomasi, patut bangga kita pernah punya Ir. Soekarno dan menteri luar negeri yang cakap itu “Adam Malik”. Peluang bersekutu akan terbuka dengan pihak-pihak yang senasib dizalimi. Dan jangan lupa kalau bersekutu dengan negara lain dapat memicu perang global. Baik atau buruknya kita bisa lihat perang jaman dulu dengan teknologi saat itu dan bayangkan perang global dengan teknologi masa kini.

5. Posisi apa yang anda maksud? apakah diplomasi atau geografis. Dari sisi diplomatis saya tidak melihat Indonesia sangat dielu-elukan walau di kawasan ASEAN sekalipun, ketika Indonesia diserang, saya tidak yakin ASEAN akan menjadi penolong, terlalu banyak ego di dalam ASEAN sendiri, Kedekatan kita semakin condong ke blok timur semenjak embargo AS, beraliansi dengan mereka adalah mungkin, tetapi konsekunsinya adalah perang dunia. Dari sisi geografis kita merupakan negara kepulauan, akan perlu rencana sangat matang terutama dalam pertahanan musuh pasca penguasaan, jalur logistik akan sangat berperan dalam hal ini baik dari laut maupun udara, pertahanan pantai akan menjadi pertahanan yang sangat penting dalam upaya pertahanan pulau-pulau.

6. Ini yang saya lihat ada suatu peluang bagi Indonesia untuk berkongsi dengan negara-negara yang senasib dizalimi, apalagi sesama muslim, keyakinan orang muslim akan perang besar tentu tinggal wait and see (keyakinan terhadap kitab mereka), dan bisa saja Indonesia yang jika ketika itu diserang akan menjadi awal dari dimulainya keyakinan terhadap perang besar di penghujung jaman, ini dalam kaitannya dengan kekuatan pertahanan keluar, Pertahanan ke dalam akan seperti apa? apakah agama dapat menyatukan visi, Kita beruntung Indonesia punya sejarah tentang perang kemerdekaan, saya yakin nilai-nilai sejarah akan jadi kekuatan besar bagi bangsa untuk melawan penjajah. Jihad tanpa senjata ibarat bunuh diri, harus sadar diri dengan kekuatan yang dimiliki, potensi perorangan adalah otak, saya yakin setiap manusia punya naluri menyabotase.

7. Saya setuju dengan Anda, untuk sekedar menghancurkan kekuatan suatu negara dalam hal ini militernya mungkin saja dengan skenario terburuk Indonesia hanya bisa bertahan tidak lebih dari satu bulan. Tetapi menghancurkan sampai ke akar-akarnya akan sangat tidak mungkin, kantung-kantung pertahanan gerilya antara TNI dan rakayat akan terbentuk, kelompok dan militan bisa saja menjadi peluang saling melemahkan (proxy war) termasuk potensi melawan negara. Rakyat mungkin bisa saja diintimidasi tapi ketika mereka bertemu dalam satu visi dan berkelompok, tentu akan menjelma menjadi suatu kekuatan yang tidak bisa di anggap remeh dan negara harus terlebih dahulu mengontrol kelompok tersebut. Tantangan bagi bangsa saat itu adalah bagaimana mengorganisir atau menjalin komunikasi sehingga setiap tindakan berjalan efektif.

8. Dan pada poin ini saya rasa agresi bukan menjadi suatu pilihan, mengingat biaya perang sangat besar. Suatu negara untuk menyatakan perang terbuka akan berpikir jika melihat wilayah Indonesia ini, dengan kata lain Indonesia lebih dulu akan dilemahkan dari dalam, dijadikan sasaran ketidakstabilan politik, dan membuat kelompok bersenjata bermunculan, membuat energi terkuras, hingga AS dan kawan kawan, bisa saja datang dalam rangka memerangi terorisme seperti yang sudah-sudah, kemudian membuat rekonstruksi palsu menjadi negara boneka yang tak berdaya. Pada point ini sudah tentu negara manapun tidak rela kalau Indonesia di kuasai ASU, dkk. Indonesia bakal menjadi rebutan negara-negara adidaya, mungkin di sinilah perang global dimulai, sangat bisa.

9. Sepertinya perlu banyak pertimbangan bagi negara lain melakukan perang terbuka dengan Indonesia, negara ini memang besar tapi sedang sakit-sakitan, negara ini ibarat orang kaya yang sekarat, biar juga tuannya mati tetapi hartanya masih. Sekali lagi semua negara menginginkan Indonesia, apakah berarti semua negara menginginkan Indonesia runtuh? Atau merubah persepsi kalau Indonesia bisa memiliki kedudukan yang sama dengan negara-negara adidaya? Saya rasa jawabannya adalah dengan mengkonsolidasi dan menguatkan kemampuan militernya. Saya rasa yang terakhirlah yang harus dipilih Indonesia harus menjadi negara besar sebagaimana mestinya. Perang dengan senjata suatu saat amunisi akan habis, tetapi perang pemikiran akan sangat menghancurkan dan tak berujung selama manusia masih punya otak untuk berpikir.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait