Kemunculan Lubang Aneh Siberia Kuak Misteri Segitiga Bermuda?
Awal tahun ini, tiga lubang aneh yang muncul di Semenanjung Yamal dan Taymyr telah mengegerkan ilmuwan dunia. Lubang-lubang itu telah memberikan teka-teki kepada para bagaimana mereka muncul. Namun para ilmuwan punya penjelasan ilmiah untuk menjelaskan terbentuknya ketiga lubang itu.
Sejumlah spekulasi muncul. Sebagian kalangan menyebut kemungkinan adanya tumbukan meteorit ke bumi sehingga terbentuk ketiga lubang itu. Kalangan lain bahkan menduga adanya alien dari luar angkasa yang tinggal di lubang itu. Yang lain lagi memprediksi lubang itu terjadi karena ada roket yaang jatuh di lokasi dekat dengan kutub utara itu.
Namun pada akhirnya para ilmuan mulai sepakat jika lubang itu terbentuk karena ledakan gas yang terdapat di bawah lapisan tanah. Gas-gas itu meledak karena adanya perubahan panas yang tidak biasa, baik dari permukaan maupun di bawah lapisan tanah.
"Pemanasan dari permukaan karena kondisi iklim panas yang tidak biasa, dan dari bawah karena jalur patahan geologi, menyebabkan pelepasan hydrat yang besar," kata ilmuwan dari Trofimuk Institute of Petroleum-Gas Geology and Geophysics di Novosibirsk, sebagaimana dikutip Dream dari The Siberian Times, Senin 13 Oktober 2014.
Gas hidrat adalah campuran antara gas hidrokarbon dengan liquid water yang menjadi bentuk solid menyerupai salju basah. Hidrat mengandung molekul gas, terutama metan. Gas ini berada di wilayah permafrost (lapisan es), seperti Siberia utara, tetapi juga ada di bawah beberapa lautan.
"Unsur utama –dan ini adalah teori kerja kami untuk menjelaskan lubang Yamal– adalah pelepasan gas hidrat," kata ilmuwan Vladimir Potapov. "Ini ternyata ada gas hidrat, baik di dalam lapisan tanah yang sangat dalam dan di bawah permukaan tanah yang dangkal."
Meski demikian, para ilmuwan ini menduga ada faktor lain yang juga menjadi pemicu terjadinya ledakan yang meyebabkan terbentuknya lubang-lubang aneh itu. "Mungkin ada faktor lain, yang bisa memicu ledakan udara. Masing-masing faktor bersatu dan gas meledak, menyebabkan munculnya lubang," tambah Potapov.
Dia menekankan bahwa lubang-lubang itu terletak di persimpangan dua patahan tektonik. Semenanjung Yamal merupakan tempat yang cukup aman dari aktivitas kegempaan, namun daerah lubang itu sesungguhnya memiliki kehidupan tektonik yang sangat aktif.
"Itu berarti bahwa suhu di sana lebih tinggi dari biasanya," kata Potapov. Ditambah lagi, cuaca musim panas yang hangat baru-baru ini telah mencairkan gas yang terperangkap di dalam lapisan tepat di bawah permukaan.
Para ilmuwan menyebut penjelasan tentang pembentukan lubang-lubang di Siberia ini kemungkinan juga bisa menjelaskan hilangnya kapal dan pesawat yang hilang secara misterius di kawasan Segitiga Bermuda. Area yang dianggap angker itu membentang dariwilayah perariran luar Inggris di Samudra Atlantik Utara ke pantai Florida, hingga Puerto Riko.
Ilmuwan Rusia, Igor Yeltsov yang juga menjabat sebagai wakil kepala Institut Trofimuk, mengatakan, "Ada sebuah versi bahwa Segitiga Bermuda merupakan tempat reaksi gas hidrat."
Gas yang mulai aktif terurai dengan metana yang berubah dari es menjadi gas. Proses ini terjadi dengan cara seperti longsoran, seperti sebuah reaksi nuklir, yang menghasilkan gas dalam jumlah besar. "Itu membuat laut panas dan kapal tenggelam di perairan yang bercampur dengan gas dalam jumlah besar," tutur Yeltsov.
"Hal yang sama [Metode] mengarah ke udara yang semakin penuh dengan metana, yang membuat suasana sangat bergolak dan menyebabkan kecelakaan pesawat," tambah Yeltsov. Namun dalam laporan yang ditulis dalam jurnal Science in Siberia menyebut kawah-kawah itu “relatif jauh dari Segitiga Bermuda”.
Para ilmuwan melakukan penelitian secara rinci pada lubang lubang itu, termasuk mengambil sampel hingga kedalaman 300 meter. Para ilmuwan memeriksa latar belakang magnet dan radiasi di lubang itu, dan mereka tidak menemukan kelainan di sana.
Potapov mengatakan, teori mereka akan dikaji lebih lanjut. "Kita semua harus terus menunjukkan hipotesis dan menguji mereka. Lubang itu sendiri sangat menarik dari sudut pandang ilmiah," kata dia.
Dia menambahkan, ada kebutuhan untuk mengidentifikasi daerah-daerah lain di dunia, di mana ledakan gas bawah tanah tersebut dapat terjadi. "Kita juga harus memperhatikan daerah di mana hal yang sama berpotensi terjadi," ujar Potapov.
Previous : Hilang 90 Tahun di Segitiga Bermuda, Kapal Ini Muncul Kembali