![]() |
Dalam foto yang dirilis Dinas Penjaga Pantai Argentina menunjukkan pengejaran yang dilakukan terhadap kapal nelayan China. |
Sekitar 100 kapal nelayan China terdeteksi melanggar perairan Malaysia di Laut Cina Selatan. Malaysia kirim angkatan laut dan penjaga perbatasan, tapi mereka tidak akan melakukan provokasi.
Menteri Keamanan Malaysia, Shahidan Kassim, mengatakan, personel Badan Penegakan Malaysia Kelautan dan satuan Angkatan Laut telah dikirim ke perairan dekat Shoals Luconia untuk memantau situasi.
Shahidan tidak merinci jenis kapal China apa saja yang sudah memasuki perairan Malaysia. Seorang pejabat kelautan dari Maritime Enforcement Agency mengatakan, kapal-kapal itu melakukan penangkapan ikan dan dikawal oleh dua kapal penjaga antai China.
China memang mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai "wilayah tradisional" dan sering terlibat sengketa perbatasan dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, dan Taiwan. Bahkan terbaru dengan Indonesia.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Hong Lei, ketika ditanya soal itu pada konferensi pada Jumat lalu menerangkan, dia tidak tau "bagaimana rincian" laporan Malaysia itu.
"Sekarang ini musim penangkapan ikan di Laut China Selatan. Pada saat ini setiap tahunnya, kapal pukat China berada di perairan yang relevan dan melaksanakan kegiatan penangkapan ikan secara normal," kata Hong Lei.
Shahidan menyatakan, Malaysia akan mengambil tindakan hukum jika kapal-kapal China terus-menerus berada dalam zona ekonomi eksklusif Malaysia.
Seorang pejabat maritim Malaysia mengatakan, ada tiga kapal Malaysia yang sedang memantau armada China.
“Perintah kami adalah jangan memprovokasi mereka dengan cara apapun," kata pejabat yang menolak disebutkan namanya itu, dengan alasan dia tidak berwenang berbicara kepada media.
Minggu ini, Indonesia melayangkan protes keras ke China sehubungan dengan insiden yang melibatkan kapal patroli Indonesia dan kapal penjaga pantai China. Indonesia menahan sebuah kapal motor China yang sedang menangkap ikan secara ilegal dekat Kepulauan Natuna.
Ketika kapal itu akan ditarik TNI AL ke arah pantai, kapal penjaga pantai China tiba-tiba menabarak kapal itu, sehingga tidak bisa ditarik.
China mengatakan, kapal yang ditahan beroperasi di daerah tradisional nelayan, dan kapal penjaga pantainya tidak memasuki perairan Indonesia.
Setelah protes keras disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, China kemudian menyatakan perairan Natuna sebagai daerah "kedaulatan Indonesia".
Pemerintah China kemudian menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan segala perselisihan pembicaraan bilateral.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Kelautan dan Perikananan Susi Pudjiastuti mengancam akan ada konsekuensi tegas. Apalagi jika terulang kapal China tetap melanggar wilayah Indonesia.
"Kita jarang melihat negosiasi multilateral dapat menyelesaikan sengketa perbatasan yang kompleks dan sensitif teritorial dan maritim," kata wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhenmin.