Sepuluh mantan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso pada hari Minggu (31/01) meminta dilakukannya pembangunan fisik seperti jalan dan perumahan di tempat asal mereka di Puncak Jaya, sebagai imbalan permintaan amnesti.
"Yang mereka inginkan adalah pembangunan di daerah Puncak Jaya itu yang mengarah kepada basis mereka, di ataslah itu tempatnya, dengan jalan lalu diberikan perumahan. Yang dituntut itu memang sudah ada programnya di kabupaten Puncak Jaya itu, memang sudah programnya pemerintah," kata Sutiyoso kepada BBC Indonesia.
Kepala BIN menambahkan mereka belum menyerahkan senjata kepada pihak keamanan RI karena mengkhawatirkan ancaman dari pihak OPM.
Permintaan amnesti mantan OPM ini masih harus melalui proses panjang, termasuk di antaranya persetujuan DPR. Sutiyoso menyatakan mantan anggota OPM ini harus bersabar, sama seperti mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka kelompok Din Minimi, sebelum permintaan mereka tercapai.
"Sudah saya jelaskan karena prosesnya memang perlu waktu dan pertimbangan dari DPR RI. Mereka sabar menunggu," tegas Sutiyoso.
Tahanan politik Papua, Filep Karma, dibebaskan pada 19 November 2015 setelah menjalani hukuman 11 tahun penjara. |
Orang kota
Menyikapi hal ini, Victor Yeimo, Ketua Komisi Nasional Papua Barat (KNPB) tidak memandang penting penyerahan diri Teranus Enumbi dan sembilan rekannya, karena mereka sebenarnya memang sudah tidak terlibat dalam perjuangan OPM di pedalaman.
"Mereka itu sudah lama hidup di kota. Mereka itu tidak ada lagi hubungan dengan Tentara Pembebasan Nasional. Artinya mereka tidak terdaftar sebagai anggota Tentara Nasional Papua Barat.
"Ini hanya bagian daripada bagaimana melaksanakan proyek mereka untuk amnesti itu, supaya amnesti itu berjalan. Kenyataannya di lapangan tidak. Mereka ini dibawa piknik berkeliling ke Jakarta," kata Victor Yeimo yang mengaku berhubungan langsung dengan Goliat Tabuni, pimpinan Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM).
Teranus Enumbi, mantan Komandan Pleton TPN/OPM diduga terlibat dalam aksi penembakan terhadap aparat TNI/Polri maupun warga di Puncak Jaya.
BBC