Rombak Struktur Militer, China Bentuk “Rocket Force”


China merombak struktur militer sesuai keputusan Presiden Xi Jinping demi mewujudkan impian memiliki tentara yang kuat. Selain merombak struktur militer, China sekarang mempunyai angkatan militer baru bernama “Roket Force”.

Pemerintah China sejak November 2015 lalu sudah bersiap untuk melakukan reformasi besar-besaran dalam struktur militernya. Langkah reformasi itu juga untuk meningkatkan kontrol Partai Komunis yang berkuasa atas Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Perombakan itu diumumkan hari Jumat dengan kejutan pembentukan “Roket Force” yang bertugas mengawasi unit rudal strategis China.

“Selain ‘Roket Force’, PLA juga meluncurkan perintah bagi jenderal militer untuk membentuk markas pasukan darat dan unit pendukung untuk membantu pasukan tempur,” demikian laporan kantor berita Xinhua, Sabtu (2/1/2016) mengutip keputusan PLA.

Perombakan struktur militer dilakukan China yang telah bertindak lebih agresif dalam sengketa teritorial di Laut China Selatan dan Laut China Timur. Pengumuman itu juga muncul sehari setelah Beijing mengumumkan bahwa mereka sedang membangun kapal induk kedua.
Kapal induk pertama yang dimiliki China adalah Liaoning, sebuah kapal bekas Soviet yang dibangun lebih dari 25 tahun yang lalu. Kapal induk Liaoning ditugaskan oleh militer China pada tahun 2012.

Pada saat yang sama, Presiden Xi, yang merupakan pemimpin Partai Komunis dan juga sebagai kepala militer, berencana untuk memangkas jumlah pasukan China secara besar-besaran demi efisiensi.

Komisi Militer Pusat China, yang dipimpin Presiden Xi, pada Jumat juga merilis pedoman untuk membantu membangun visi negara atas militer modern sebelum 2020.(Sindonews)


Pasukan Roket atau People’s Liberation Army Rocket Force (PLARF) sebelumnya adalah Korps Artileri Kedua yakni pasukan rudal strategis milik Republik Rakyat Cina.

PLARF memiliki tugas mengontrol arsenal rudal balistik – baik rudal nuklir ataupun konvensional. Korps Artileri Kedua didirikan pada 1 Juli 1966 dan ditampilkan ke publik pertama kali pada tanggal 1 Oktober 1984. Bermarkas di Qinghe, Beijing. PLARF berada dibawah komando langsung dari Komisi Militer Pusat Cina.

Secara total, Cina diperkirakan memiliki lebih dari 260 hulu ledak nuklir, dengan penempatan dan penyebaran yang dirahasiakan. Pada 2013, Intelijen Amerika Serikat memperkirakan ICBM China yang aktif berjumlah antara 50 – 75, yang berbasis laut maupun darat.

Roket Force terdiri dari sekitar 100.000 personil dan enam brigade rudal balistik. Enam brigade secara independen dikerahkan di wilayah militer yang berbeda di seluruh negeri.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait