BigDog adalah robot berkaki empat buatan Boston Dynamics -perusahaan milik Google- yang rencananya bakal dipakai sebagai robot pengangkut perbekalan dan peralatan Marinir AS.
Tapi sang anjing besi ini belakangan dikabarkan urung dipakai oleh Marinir.
Memang, ia sanggup bergerak lincah melintasi berbagai medan sambil memanggul aneka macam benda di punggung hingga 180 kg, namun ada kelemahan fatal yang tak bisa ditolelir pihak militer; BigDog terlalu berisik.
Sebagaimana dirangkum Nextren dari SlashGear, Rabu (30/12/2015), mesin-mesin yang mengerakkan BigDog rupanya mengeluarkan suara keras seperti “mesin pemotong rumput”, bahkan saat sedang diam.
Saat bergerak, kaki-kakinya mengeluarkan bunyi-bunyi ala robot berjalan. Tentu, ini bukan hal bagus buat tentara yang ingin mengendap-endap menyerbu musuh.
“(Marinir) Menganggapnya sebagai robot berisik yang bisa membuat posisi mereka ketahuan,” keluh Kyle Olson dari laboratorium tempur korps Marinir AS yang terlibat dalam proyek penyediaan robot untuk tentara.
Selain itu ada pula masalah perawatan dan perbaikan yang mesti dilakukan di medan tempur apabila sang robot mendadak ngadat. Militer AS agaknya tak mau lebih menyusahkan para tentara yang sudah repot dengan urusan baku tembak.
Bagaimana dengan Spot, sang “adik” BigDog yang berukuran lebih kecil? Pihak militer rupanya kurang tertarik pula dengan robot yang satu ini karena dinilai tak sanggup membawa beban sebanyak BigDog.
Spot dan BigDog pun untuk sementara ini terpaksa dikandangkan. Masa depan mereka belum jelas, namun Marinir AS menyatakan masih ingin memakai jasa robot untuk keperluan tempur. Mungkin nanti, saat sudah ada robot yang tidak berisik.
Nextren