Letkol Marda Sarjono Sempat Selamatkan Pesawat T-50i


Letnan Kolonel Pnb Feri Yunaldi, pelatih penerbang muda, masih ingat kenangan tahun lalu tentang T-50i. Keringat mengucur di seluruh tubuhnya, saat Letkol Feri sedang mengajar para penerbang muda di Lapangan Udara Bandara Ahmad Yani, Semarang, 28 Februari 2014, tiba-tiba ada pesawat T50i Golden Eagle menyelonong masuk bandara.

Dia langsung lari ke luar kelas meninggalkan taruna AU yang sedang belajar. Hatinya sudah berdebar. Bayangan kecelakaan pesawat sudah ada di benaknya saat di bandara. Pesawat masuk tanpa prosedur yang ada.

“Mudah-mudahan selamat. Mudah-mudahan selamat,” ujar Letkol Feri. Doa itu yang dia panjatkan saat mengejar pesawat Golden Eagle yang mendarat darurat di Lanud Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.

Selang beberapa menit, pesawat yang mendarat darurat berhenti. Pilot pesawat yang seharusnya mendarat di Madiun, Jawa Timur, terpaksa menurunkan pesawat di Semarang. Saat itu pesawat mengalami gangguan. Satu mesin pesawat mati saat terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Melihat pesawat mendarat dengan selamat, hati Letkol Feri lega. Padahal bayangan kecelakaan pesawat sudah berputar di kepalanya. Pilot pesawat yang mendaratkan darurat Golden Eagle akhirnya keluar dari pesawat. Pilot itu adalah Letkol Pnb Marda Sarjono.

“Dengan pengalaman dan keahliannya, Marda bisa menyelamatkan kondisi pesawat yang abnormal,” kata Letkol Feri setelah mengikuti tahlilan di rumah orang tua Marda di Blok D10/9 Perumahan Kopasus 1, Tapos, Minggu malam, 20 Desember 2015.

Alm. Letkol Marda Sarjono (Dokumentasi)
Letkol Feri langsung menghampiri Marda yang berhasil mendaratkan pesawat. Marda telah bersahabat dengannya sejak menjadi taruna AKABRI pada 1994. Feri khatam betul kemampuan teman seangkatannya itu. Bahkan, menurutnya, Marda Sarjono belum pernah sekali pun melakukan kesalahan dalam penerbangan.

Marda Sarjono merupakan pilot andal yang berpengalaman di dunia penerbangan. Jam terbang lulusan Angkatan Udara tahun 1997 itu cukup tinggi. Bahkan Marda dipercaya menjadi Komandan Skuadron 15 Lanud Iswahjudi, Magetan. Feri mengenal Marda sebagai sosok yang sempurna dalam mengemudikan pesawat.

“Beliau sangat perfect, teliti, telaten, dan me-manage dengan baik setiap ingin melakukan penerbangan,” kata Feri.

Hal ini dibuktikan dengan melihat Marda berhasil menyelamatkan pesawat yang kondisinya abnormal pada penerbangan Jakarta-Madiun. Karena pengalamannya, dia mengambil langkah tepat untuk mencari bandara terdekat untuk mendaratkan pesawat yang dia terbangkan,” ucapnya.

Letkol Marda Sarjono dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi tewas saat melakukan akrobatik dalam Atraksi Gebyar Dirgantara AAU dekat Pangkalan Adisucipto Yogyakarta, Minggu. Atraksi Gebyar Dirgantara AAU diadakan di Pangkalan Udara Adisutjipto sejak 19-20 Desember 2015.

Tempo.co

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait