Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk kali pertama berpidato di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Geneva, Rabu, 28 Oktober 2015. Presiden Abbas berbicara di depan anggota Dewan HAM setelah pihak otoritas Palestina memperoleh status pemantau di organisasi PBB tersebut. Pidato dilakukan saat sedang memanasnya hubungan Palestina-Israel serta ditandai dengan berbagai aksi kekerasan, seperti penculikan, pembunuhan, dan penyiksaan.
Presiden Abbas lebih berfokus pada situasi yang dialami warga Palestina. Sementara itu para diplomat juga akan mencermati dan menunggu untu menjawab seruan Sekjen PBB Ban Ki-moon agar ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar dialog secara langsung. Sebelumnya Sekjen PBB juga menegaskan bahwa konflik antara Palestina dan Israel memilik dampak besar bagi warga sipil diantara dua negara konflik tersebut. Sekjen juga menyarankan agar kedua pihak segera mencari solusi dalam penyelesaian masalah itu.
Berbicara mengenai perdamaian antara Palestina-Israel bulan lalu, Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan Palestina sudah tidak terikat dengan perjanjian apapun yang sudah dibuat dengan Israel. Ditegaskan kembali dalam pidatonya saat sidang tahunan Majelis Umum PBB, Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Palestina berhak mendapat keanggotaan penuh dalam badan dunia itu sebagai sebuah negara. Tuntutan itu disampaikan Abbas menjelang upacara menaikkan bendera Palestina untuk pertama kalinya di PBB bersama bendera dari ke-193 negara anggota.
Disamping perselisihan dengan musuh abadinya, yaitu Israel Abbas sebagai Presiden Palestina menyinggung permasalahan perkembangan kelompok teroris di Timur Tengah atau dikenal dengan ISIS yang semakin mengerikan dalam aksinya. Mekritisi juga atas serangan dari Rusia maupun Amerika secara acak menyerang ISIS di beberapa wilayah Irak dan Suriah dimana serangan tersebut justru lebih mengenai penduduk sipil dan fasilitas lainnya.
Ikuti kami di instagram @militerysindonesia
Berbicara mengenai perdamaian antara Palestina-Israel bulan lalu, Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan Palestina sudah tidak terikat dengan perjanjian apapun yang sudah dibuat dengan Israel. Ditegaskan kembali dalam pidatonya saat sidang tahunan Majelis Umum PBB, Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Palestina berhak mendapat keanggotaan penuh dalam badan dunia itu sebagai sebuah negara. Tuntutan itu disampaikan Abbas menjelang upacara menaikkan bendera Palestina untuk pertama kalinya di PBB bersama bendera dari ke-193 negara anggota.
Disamping perselisihan dengan musuh abadinya, yaitu Israel Abbas sebagai Presiden Palestina menyinggung permasalahan perkembangan kelompok teroris di Timur Tengah atau dikenal dengan ISIS yang semakin mengerikan dalam aksinya. Mekritisi juga atas serangan dari Rusia maupun Amerika secara acak menyerang ISIS di beberapa wilayah Irak dan Suriah dimana serangan tersebut justru lebih mengenai penduduk sipil dan fasilitas lainnya.