Payahnya Sistem rudal Pertahanan Amerika

Battry Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat Amerika.
Soal pesawat tempur Amerika boleh juara. Soal kapal induk negara ini memiliki 11, tak ada yang menandinginya. Tetapi soal rudal perisai, Amerika ternyata cukup payah. Ground-based Midcourse Defense System (GMD) yang sudah dikembangkan bertahun-tahun dan telah menghabiskan dana tidak kurang dari 40 miliar dollar Amerika masih belum bisa diandalkan untuk mencegat serangan rudal ke negara tersebut. Jadi ampuh menyerang bisa jadi kedodoran ketika diserang.

Pembangunan sistem GMD mulai dikerjakan serius sejak ada perintah Presiden George W. Bush, pada tahun 2002. Harapannya GMD ini akan menjadi tulang punggung sistem pertahanan rudal nasional untuk mengantisipasi serangan musuh. Namun sekian kali tes dilakukan lebih banyak menemukan kegagalan.

Tes dilakukan di Vandenberg pada Minggu, 31 Januari, 2010. Rudal diluncurkan untuk mencegat sebuah rudal yang diluncurkand ari sebuah atol di Kepulauan Marshall berjarak 4.900 mil jauhnya.

Dengan suara gemuruh yang mengerikan diikuti kepulan dahsyat, roket sepanjang 60 kaki diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base California. Namun interceptor itu loyo karena tak mampu menabrak rudal yang disimulasikan sebagia musuh. Tes dengan anggaran 200 juta dolar pun gagal. Padahal rencananya rudal dari Vandenberg ini nanti yang memiliki tugas utama mencegat jika Korea Utara atau Iran meluncurkan rudal ke Amerika.

Sebelas bulan kemudian, ketika Badan Pertahanan Rudal AS mengadakan tes ulang juga gagal. Selanjutnya tes kembali dilakukan dari Vandenberg pada tanggal 5 Juli 2013, juga berakhir dengan kegagalan.
Sehingga aatu dekade setelah dinyatakan sistem itu beroperasi dan telah dibiayai dengan anggaran 40 miliar dolar, rudal perisai itu belum juga dapat diandalkan.
Badan Pertahanan Rudal Amerika telah melakukan 16 tes kemampuan sistem untuk mencegat hulu ledak musuh. Dari tes itu delapan di antaranya gagal total.

Upaya perbaikan bertahun-tahun belum bisa menemukan perbaikan bahkan lebih parah. Uji terakhir yang sukses adalah pada 5 Desember 2008. Tes lain direncanakan di Vandenberg, di pantai Santa Barbara County, akhir Juni 2014 ini.

“Sistem ini tidak dapat diandalkan,” kata seorang pejabat senior militer yang baru saja pensiun. Dia bertugas di bawah Presiden Obama dan Bush. Menurutnya sistem yang dipakai sesungguhnya masih berupa prototip. Tetapi karena alasan politik kemudian dipaksakan untuk operasional.
Dean A. Wilkening, seorang fisikawan di Lawrence Livermore National Laboratory di Livermore, California, juga menilai sama. Wilkening bertugas di National Academy of Sciences panel yang menerbitkan laporan pertahanan rudal 2011
”GMD tetap menjadi sistem prototipe yang tidak terlalu baik seperti yang diharapkan,” katanya pada konferensi kebijakan 28 Mei 2014 di Washington, DC

Penelusuran The Times yang melakukan wawancara dengan sejumlah pensiunan pejabat Dephan Amerika menyimpulkan selama ini penilaian terhadap GMD terlalu berlebihan.

Awalnya Pentagon mengatakan kepada Kongres bahwa dengan sistem ini akan mampu mengggagalkan serangan rudal apapun.

Laksamana Timothy J. Keating, Kepala Komando Utara AS, bahkan lebih tegas ketika ia mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat pada tahun 2007 “Saya sangat yakin melebihi siapapun bahwa sistem ini begitu ampuh.

Tetapi mengingat rekor GMD dalam tes, maka diperlukan setidaknya empat sampai lima rudal untuk bisa menghancurkan satu rudal musuh. Dan tentu ini akan sangat berbahaya karena sistem pencegat yang dipasang di Vandenberg dan di Ft. Greely pasti akan kewalahan jika diserang beberapa rudal secara bersamaan. Ancaman akan lebih besar jika rudal musuh yang dilengkapi dengan umpan atau puing-puing logam gudang, yang dapat membingungkan radar dan sensor GMD.
Tetapi pemerintahan Obama tampaknya akan mempertahankan sistem ini bahkan akan memperluasnya. Menteri Pertahanan Chuck Hagel telah menyerukan untuk menyebarkan 14 pencegat baru di Ft. Greely pada akhir 2017. Pejabat Badan Pertahanan Rudal menolak untuk diwawancarai terkait masalah ini.

Masalah rusal perisai menjadi serius bagi Amerika ketika Korea Utara dan Iran dinilai mampu melesatkan rudal terbang di atas Lingkaran Kutub Utara dan menuju Amerika Serikat. Sistem GMD dirancang untuk menghancurkan hulu ledak di sekitar titik tengah perjalanan lengkung mereka. Skenarionya, ketika mereka mulai menurun maka langsung dihantam rudal.

Mencegat rudal balistik merupakan tantangan teknis tertinggi. Peluru sistem GMD memiliki panjang 5 kaki dan berat 150 pound. Selama penerbangan, ia mengalami tegangan ekstrim, panas, getaran dan suhu dingin di luar atmosfer bumi.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait