Membandingkan karier SBY & Mayor Agus Yudhoyono, siapa lebih hebat?

Agus - SBY
Tidak butuh waktu lama usai kembali dari Amerika Serikat, Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono langsung diangkat menjadi Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning. Batalyon ini merupakan salah pasukan elite di bawah kendali Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya.

Agus memang sukses menyusul karier emas sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) sebagai prajurit TNI Angkatan Darat. Setelah lulus dari Akademi Militer, mereka sama-sama berdinas sebagai prajurit Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dengan posisi sama, yakni Komandan Peleton atau Danton di pasukan lintas udara.

SBY ditempatkan di Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Tri Dharma di Cicalengka, Bandung pada 1974. Sedangkan Agus berada di bawah komando Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang bermarkas di Karawang, Jawa Barat di tahun 2002.

Setahun berikutnya, kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki SBY membuatnya dikirimkan untuk menjalani kursus Terjun Payung dan Ranger di Fort Benning, AS. Sekembalinya dari AS, dia langsung diangkat menjadi komandan peleton di bawah komando Yonif Linud 305/Tengkorang dalam operasi militer di Timor Timur pada 1976.

Usai penugasan di Timor Timur, SBY secara berurutan ditugasi sebagai Danton Mortar, staf operasi Brigade Linud, Danyon di Kostrad hingga dipanggil ke Jakarta untuk menjadi salah satu perwira di Markas Besar Angkatan Darat.

Pada 1982, SBY kembali dikirim untuk mengikuti kursus perwira di Fort Benning dan berlatih bersama Divisi Linud 82 di AS. Selama tiga tahun, dia bolak-balik keluar negeri untuk menambah wawasan dan ilmu perang. Setelah selesai, SBY lantas diangkat menjadi Danyon di Kodam IX/Udayana. Lalu menjadi tenaga pengajar di Sekolah Perwira AD (Seskoad).

SBY pernah dikirim sebagai kepala pengamat militer bersama Pasukan Perdamaian PBB di Bosnia pada 1995-96. Setelah kembali dari tugasnya, dia ditarik oleh Sutiyoso untuk menjadi salah satu perwira di Kodam Jata, sebelum diserahi jabatan menjadi Pangdam II/Sriwijaya hingga 2007.

Pada 1997, SBY diangkat menjadi kepala hubungan politik dan sosial. Di saat bersamaan, dia juga didapuk menjadi ketua Fraksi ABRI di DPR yang turut terlibat atas terpilihnya Soeharto menjadi Presiden RI ketujuh kalinya.

Bagaimana dengan Agus?

Setelah menjadi Danton, Agus diberangkatkan ke Aceh untuk melakukan Operasi Pemulihan Keamanan. Di provinsi ini, dia terpilih menjadi Komandan Tim Khusus (Dan Timsus) untuk melumpuhkan para separatis.

Sepulangnya dari Tanah Rencong, Agus mendapatkan kepercayaan sebagai Pasiops di Yonif Linud 305/Tengkorak, usai mengikuti Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri Bandung dengan predikat lulus terbaik. Dia juga pernah ditugasi sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon sebagai bagian dari Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006.

Berkat pengalamannya, Agus kemudian diangkat menjadi Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak pada 2007. Berkat idenya membangun Universitas Pertahanan atas prakarsa sang ayah, Agus diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi program master di Universitas Harvard, Amerika Serikat pada 2010.

Selang beberapa tahun berikutnya, Agus ditugaskan kembali ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira di Fort Benning. Dia terpilih sebagai lulusan terbaik dan berhak atas sejumlah penghargaan dari sekolah tersebut.

Kemudian di tahun 2013, suami dari Anisa Pohan ini diangkat sebagai Kepala Seksi 2/Operasi di lingkungan satuan elite Kostrad, Brigade Infanteri Lintas Udara 17 sebagai pembantu Komandan. Selanjutnya di bulan Juni 2014, Mayor Agus menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas.

Sekolah ini merupakan sekolah yang sama diikuti oleh Ayahnya SBY. Ia menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pad 12 Juni 2015 dengan hasil sempurna yaitu dengan IPK 4.0. Di saat yang bersamaan, Mayor Agus juga meraih gelar Master of Arts (MA) dalam Leadership and Management dari George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University. Juga dengan IPK 4.0.

Sama-sama hebat ya, ayah dan anak ini.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait