Saat Demam Drone Melanda Indonesia

Drone
Drone awalnya dikenal sebagai pesawat nirawak yang dikendalikan dari jarak jauh untuk memata-matai musuh. Sejalan dengan perkembangan teknologi, drone digunakan untuk mengamati serta membidik obyek, baik untuk fotografi ataupun membuat film.

Pembidikan obyek melalui drone dilakukan oleh berbagai instansi. Sebagai contoh, perusahaan pertambangan menggunakan drone guna mengamati wilayah penambangan. Kantor Pajak menggunakannya untuk menghitung luas obyek pajak. Sedangkan perusahaan periklanan menggunakan drone untuk membuat video profil atau video iklan.

“Kini drone sudah lebih mudah dioperasikan dengan menggunakan peranti lunak yang dimodifikasi pada komputer,” kata pakar robot dari Universitas Surya, Riza Muhida, kepada Tempo, dua pekan lalu. Ini membuat semua orang berkesempatan memanfaatkan drone untuk berbagai keperluan.

Dalam acara Mega Bazaar 2015 pada awal Maret lalu, salah satu perusahaan drone, yaitu DJI memamerkan sejumlah produknya. Mayoritas merupakan drone untuk keperluan hobi dan membuat film pendek. Salah satunya menunjukkan kemampuan merekam gambar di atas jembatan Semanggi, Jakarta.

Untuk penggunaan yang lebih sederhana, drone juga dijadikan alat balapan pesawat terbang. Ini mirip dengan adu cepat mobil yang dikendalikan lewat remote control.

Adu cepat drone seperti itu juga digelar dalam sebuah perlombaan di Berkeley, California, Amerika Serikat, Sabtu pekan lalu. Penyelenggara acara, Scott Refsland, mengklaim lomba ini lebih seru ketimbang perlombaan mobil remote control. Misalnya, sebuah drone bermerek Stingray 500 memiliki kemampuan terbang yang relatif cepat dan dapat melakukan manuver yang atraktif.

“Menerbangkan drone bisa menguras adrenalin, sesekali Anda akan merasa gemetar,” kata Refsland, seperti dilansir oleh situs Berkeleyside. Dia melanjutkan, dibutuhkan strategi jitu dalam mengatur keseimbangan.

Refsland boleh jadi benar. Sebab, kemampuan mengendalikan drone merupakan poin utama yang diuji. Jadi, bukan lagi seberapa cepat atau tinggi Anda menerbangkan drone.

Sementara sebagian besar pengguna hanya menggunakan drone untuk balapan atau merekam film dan foto, lain halnya dengan Amazon. Perusahaan e-commerce itu bahkan berencana menggunakan drone sebagai media pengantar barang pesanan kliennya.

Namun terobosan yang paling mengejutkan adalah gagasan yang dicetuskan oleh Facebook. Media sosial paling populer sejagat itu mencoba menggunakan drone sebagai media untuk membangun akses Internet. Dengan daya jelajah yang luas, sebuah drone berukuran jumbo dirancang untuk menyediakan akses Internet Wi-Fi, yang menyasar negara-negara miskin dan berkembang.

iTempo edisi ini mengulas pemanfaatan drone, serta trennya di luar negeri dan di Tanah Air. Simak ulasannya berikut ini.(TEMPO)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait