4 Pasukan elite ini anggotanya warga negara asing

tentara elite dunia
Sejak kali pertama manusia terlibat perang, pasukan elite telah menjadi salah satu bagian penting selama berlangsungnya pertempuran. Berbeda dengan pasukan reguler, tim elite ini ditugaskan untuk melakukan aksi-aksi sabotase, pembunuhan maupun pengintaian.

Tak hanya itu, pasukan ini dipakai untuk mengacaukan konsentrasi musuh. Keberadaan pasukan elite ini pertama kali diketahui dari ahli strategi perang di era China kuno, Jiang Ziya. Dalam tulisannya yang berjudul Enam Pelajaran Rahasia, dia menggambarkan pasukan yang punya kemampuan dan motivasi tinggi untuk melaksanakan perang komando dan serangan jarak jauh yang cepat.

Di Jepang, pasukan elite ini dikenal dengan nama Ninja. Bahkan, berbagai pertempuran yang terjadi di seluruh belahan dunia juga mengerahkan pasukan khusus ini.

Dari sejumlah pasukan elite yang pernah dibentuk dan diterjunkan, tak semua anggotanya berisi pribumi asli, melainkan orang-orang asing. Salah satunya pasukan Legion Asing yang dimiliki Prancis.

Pasukan elite Prancis ini memang diperuntukkan bagi orang yang bukan warga negara Prancis. Meski begitu, kesetiaan mereka sangat tinggi, bukan untuk Prancis melainkan terhadap sesama teman seperjuangan di tengah medan pertempuran.

Berikut pasukan-pasukan elite dunia di mana anggotanya adalah warga negara asing:

1.Legiun Asing Prancis


Legion etrangere, atau Legiun Asing Prancis dibentuk pada 1831 sebagai unit militer yang menampung sukarelawan asing. Pembentukan ini dilakukan karena Prancis melarang masuknya warga negara asing ke dalam Angkatan Darat Prancis, kebijakan ini berlangsung setelah terjadinya Revolusi Juli di tahun 1830. Maka Korps Legiun Asing diciptakan untuk menampung orang asing masuk angkatan bersenjata.

Berbeda dengan pasukan yang berisi WN Prancis, Legiun Asing biasanya ditempatkan di wilayah jajahannya, dan itu dilakukan sejak abad ke-19 lalu. Prancis juga memanfaatkan legiun ini dalam Perang Franco-Prussia serta Perang Dunia Satu dan Dua.

Legiun Asing ini tak hanya dikenal sebagai pasukan asing, tapi juga unit militer elite. Pelatihannya pun tak hanya pada kemampuan militer tradisional, tapi juga moral prajurit (esprit de corps). Masa latihan tidak hanya sangat melelahkan secara fisik, tapi juga sangat penuh tekanan secara psikis.

Berbeda dengan pasukan reguler, pasukan ini selalu bertempur mati-matian sampai orang terakhir. Hampir tidak pernah terjadi penarikan mundur, dan mereka diceritakan kerap bertahan meski menghadapi situasi yang teramat sulit. Pertempuran maut mempertahankan Dien Pien Bhu menjadi saksi ketabahan mereka.

Sampai saat ini, Legiun Asing telah memiliki sembilan resimen dan satu sub-unit yang berdiri sendiri. Enam di antaranya ditempatkan di Prancis, satu di Corsica, satu di Guyana Prancis dan Satu unit di Afrika.

2.Gurkha


Pasukan Inggris dan Kerajaan Gorkha berperang tahun 1814 sampai 1816. Pasukan Gorkha dengan gagah berani mempertaruhkan nyawa demi kehormatan bangsa dan kerajaannya. Hal ini membuat kongsi dagang Inggris atau East India Company tertarik dengan kemampuan mereka. 

Saat perjanjian damai berhasil dicapai, Kerajaan Gorkha sepakat untuk menyerahkan sebagian warganya bertempur bersama pasukan dari East India Company. Tentara Gurka ini terdiri dari orang-orang yang dikenal sangat agresif dan gemar bertempur.

Sejak itu, pasukan Gurkha selalu terlibat di berbagai medan pertempuran yang melibatkan Inggris, mulai dari Burma, Afghanistan, China hingga perang dunia pertama dan kedua. Bahkan, pasukan ini pernah terlibat dan terkepung saat berlangsungnya Perang Surabaya antara sekutu dan pejuang RI pada 1945 lalu.

Sampai saat ini, Inggris masih menggunakan tenaga tentara Gurkha dalam berbagai pertempuran di dunia. Setidaknya, terdapat lima batalion Gurkha, dua di antaranya ditugaskan untuk melindungi Ratu Elizabeth.

3.SS-Freiwilligen


Ketika dibentuk pertama kali, Waffen-SS digunakan sebagai pasukan elite yang bekerja secara rahasia dan kerap kali menggelar aksi-aksi polisionil. Meski tak pernah menjadi bagian dari tentara reguler Wehrmacht, namun pasukan ini sudah terlibat di berbagai medan pertempuran, termasuk Polandia, Prancis hingga Rusia.

Semula, pemimpin SS Heinrich Himmler menerapkan aturan sangat ketat. Setiap orang yang ingin bergabung harus dipastikan latar belakangnya, syarat paling utama adalah para pendaftar merupakan ras Arya. Tak heran, Himmler sampai menggunakan kaca pembesar untuk memeriksa para anggotanya bukan berasal dari bangsa Yahudi atau Slavia.

Namun, perang yang berkepanjangan membuat Himmler menurunkan syaratnya. Dari sebelumnya hanya diperuntukkan bagi kaum Arya, kini semua bangsa bisa menjadi bagian di dalamnya, kecuali Yahudi dan Slavia, dua kaum yang paling dibenci Nazi Jerman saat itu.

Maka dibentuklah unit-unit yang bernama SS-Freiwilligen yang berarti Sukarelawan SS. Tak hanya itu, setiap relawan yang bergabung dibolehkan untuk membawa panji nasionalnya masing-masing, meski banyak pula yang tetap mengenakan lambang SS di lengan kanannya.

Berbagai bangsa direkrut untuk menjadi bagian di dalamnya, mulai dari bangsa Prancis, Italia, Bosnia, Latvia bahkan Indonesia. Mereka yang diajak bergabung pun harus memiliki kesetiaan tinggi terhadap Nazi Jerman, dan ikut memerangi musuh-musuh mereka di berbagai medan.

Diperkirakan, SS-Freiwilligen ini telah memiliki anggota sebanyak 325.000 sampai 500,000 orang.

4.KST KNIL


Het Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger biasa disingkat KNIL, atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda merupakan pasukan resmi Kerajaan Belanda di wilayah jajahannya, Indonesia. Pasukan ini dibentuk pada 1836 Oost-Indische Leger (Tentara India Timur).

Baru pada tahun 1933, nama Oost-Indische Leger diganti menjadi KNIL. Pergantian nama ini dilakukan Hendrik Colijn, veteran OIL, saat menjadi Perdana Menteri Belanda.

Dari beberapa informasi, serdadu KNIL sebanyak 71 persen beranggotakan bangsa pribumi, jumlahnya mencapai 33 ribu orang. Hingga pengakuan kemerdekaan RI dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, tentara KNIL telah mencapai 60 ribu personel. 

Dari sejumlah korps yang dibentuk, Korps Speciale Troepen (KST) merupakan salah satu pasukan yang terlibat dalam upaya perebutan Kota Yogyakarta. Dalam operasi bersandi Operatie Kraai, pasukan baret merah ini bergabung bersama pasukan Depot Speciale Troepen (DST).

KST sendiri dibentuk pada Januari 1948, pasukan ini berkekuatan sekitar 250 personel, dalam perkembangannya KST mencapai kekuatan 1.250 orang yang terdiri relawan asal Belanda, IndoEropa dan pribumi. Pasukan ini dibubarkan pada 1950, atau setahun setelah Belanda memberikan pengakuan terhadap kedaulatan Indonesia. 

Pasukan inilah yang kelak turut berperan menciptakan Kopassus TNI AD. Mantan perwira KST Kapten Visser kemudian memihak Indonesia. Dia melatih dan menjadi komandan pertama pasukan komando TNI AD.(Merdeka)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait