PT Pindad Uji 4 Varian Amunisi di Pantai Lumajang

Ilustrasi Roket.
Tiga petinggi TNI Angkatan Darat menyaksikan unjuk kebolehan uji coba amunisi 105 mm buatan PT Pindad (Persero) di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jumat, 6 Maret 2015. Amunisi 105 mm ini ditembakkan dari meriam Howitzer di pantai selatan Kabupaten Lumajang ke arah timur.

Tiga perwira tinggi TNI yang menyaksikan demo amunisi ini ialah Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan Brigadir Jenderal Sonhaji, Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Darat Brigadir Jenderal Jani, dan Direktur Peralatan Angkatan Darat Brigadir Jenderal Basuki Abdullah.

Ada empat varian amunisi 105 mm yang ditembakkan, di antaranya asap, hampa, dan latih. Untuk varian hampa dan latih dapat digunakan sebagai alternatif guna meningkatkan keterampilan prajurit dalam memberi efek psikologis suara dan pengoperasian alat bidik seperti penembakan amunisi tajam. Sedangkan untuk varian asap biasa digunakan untuk peninjauan lapangan.

Sonhaji mengatakan pihaknya akan mengutamakan dan mendukung kemandirian industri dalam negeri, khususnya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). "Saat ini PT Pindad sudah bisa mengembangkan amunisi 105," ujar Sonhaji. "Amunisi ini sudah lulus di Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat, walaupun masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki."

Brigjen Jani menambahkan, uji coba serta sertifikat yang diperoleh dari Dinas Libang AD merupakan modal bagus bagi empat varian amunisi tersebut, walaupun masih butuh penyempurnaan. Dia menuturkan satuan artileri medan yang terbesar adalah 105. "Kami punya 12 Batalion 105. Pindad yang pertama membuat amunisi kaliber 105 mm, bukan kaliber yang lain," ucapnya.

Karena fungsi yang paling banyak adalah 105 mm, semaksimal mungkin kesatuan artileri medan menggunakan produk dalam negeri. Namun yang harus diperhatikan artileri medan adalah senjata jarak jauh. "Sehingga presisi itu menjadi kunci. Kalau tidak geser 1 derajat, sepertinya kecil. Tetapi, begitu ditarik 11 kilometer, bisa bergeser 100 meter," katanya. "Kalau sudah masuk ke bekal pokok TNI AD, pasti akan digunakan, baik untuk latihan maupun operasi."

Dalam keterangan persnya, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim menuturkan demo produk itu merupakan komitmen perusahaan dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Pindad juga ingin menunjukkan kepada pihak pengguna bahwa produksi amunisi mampu mendukung kebutuhan alutsista untuk Batalion Artileri Medan, baik di jajaran Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait