Perkuat alutsista, PT Pindad kembangkan amunisi kaliber besar

Uji coba amunisi kaliber besar (MKB) 105 MM.
PT Pindad (Persero) melaksanakan demo produk amunisi kaliber besar (MKB) 105 MM yang tengah dikembangkan untuk sistem persenjataan nasional. Demo dilaksanakan di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (6/3).

Tahun ini PT Pindad merencanakan produksi sekitar 5.000 unit 105 MM untuk kebutuhan persenjataan TNI, sekaligus mendukung kemandirian alat utama sistem pertahanan (alutsista).

"Produksi 105 MM untuk mendukung kemandirian industri pertahanan dalam produksi munisi besar. Karena memang jenis ini yang paling banyak dibutuhkan untuk persenjataan kita. Selama ini memang masih impor dari sejumlah negara," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Ade Bagdja, Jumat (6/3).

Lewat demo tersebut, PT Pindad ingin menunjukkan kepada pihak pengguna dalam hal ini TNI bahwa produk munisi nasional mampu mendukung kebutuhan alutsista untuk batalyon Artileri Medan.

Pemerintah sendiri saat ini tengah dalam upaya mewujudkan kemandirian alat utama sistem pertahanan (alutsista) sebagaimana diamanahkan dalam undang-undang nomor 16 tahun 2016 tentang Industri Pertahanan. PT Pindad telah mendapatkan Penyertaan Modal sebesar Rp 600 miliar untuk mendukung project tersebut.

"Modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan jenis munisi kaliber besar seperti 105 MM," katanya.


Sementara itu khusus untuk kaliber 105 MM varian high explosive proses produksinya telah dilakukan sejak 2012. Kemudian dilanjutkan dengan serangkaian proses pengujian termasuk uji sertifikasi dengan Dislitbang AD dan telah dinyatakan lulus pada September 2013. Hingga saat ini telah diproduksi beberapa varian lain untuk produk MKB yaitu smoke, hampa dan latih yang kini sedang dalam proses sertifikasi.

Varian hampa dan latih dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan skil prajurit dalam memberi efek psikologis suara dan pengoperasian alat bidik seperti penembakan munisi tajam. MKB 105 MM high eksplosif telah memenuhi persyaratan dengan lulus uji sertifikasi Dislitbang AD. MKB buatan dalam negeri mempunyai kualitas dan siap bersaing dengan produk luar negeri.

Danpuspen Armed Mayjend Sonhaji selaku user mengungkapkan bahwa dua per tiga persenjataan yang dimiliki jenis 105 MM. Karena itu menyambut baik pengembangan yang dilakukan oleh Pindad, kendati masih harus terus dilakukan pengembangan.

"Konsumsi kita terbanyak jenis 105 MM, semaksimal mungkin akan menggunakan produk dalam negeri. Kalau semuanya sudah OK, kenapa beli di luar, tentu lebih murah produksi anak negeri," katanya.

Kata Sonhaji, sekarang sedang dilakukan demo, dilakukan penembakan sebanyak tujuh kali. Pihaknya ingin melihat hasil tembakan sebagai evaluasi. "Bagi kami presisi itu sangat penting. Bergeser 1 derajat saja akan sangat jauh dari sasaran," tegasnya.

Sumber

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait