Peluru dengan beragam ukuran dipamerkan saat Indo Defence 2014 berlangsung di JIExpo |
Pemerintah Indonesia nampaknya harus mulai bangga dengan adanya beberapa produk industri pertahanan yang banyak diminati oleh negara lain. Tak hanya panser Anoa yang laris manis oleh beberapa negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah, kini giliran senjata produksi Indonesia yang menembus pasar internasional.
Melalui PT Pindad (Persero), Indonesia saat ini tengah melakukan tender senjata untuk satuan kepolisian di negeri tetangga, yaitu Filipina. "Kami lagi ikut tender senjata untuk kepolisian Filipina, prosesnya panjang, tidak mudah untuk mendapatkan ekspor, tapi kami lakukan," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim di kantor Pusat PT Pindad di Bandung, Rabu (18/3/2015).
Proses tender ini masih berlangsung dan akan ada hasil pemenang tendernya pada pertengahan tahun ini. Sayangnya dirinya masih enggan mengungkapkan berapa nilai tender yang sedang diperjuangkannya. Dengan lolosnya tender tersebut, maka akan menambah modal perseroan terutama pendapatan dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS).
Silmy menegaskan, konsentrasi perusahaan saat ini adalah mendukung program kemandirian industri pertahanan. Dengan demikian dirinya memastikan bahwa pasar ekspor adalah satu hal lebih yang dapat dilakukan dalam rangka memaksimalkan kapasitas Pindad sebagai perodusen senjata.
Tahun sebelumnya, porsi produksi Pindad yang diekspor hanya sekitar 5 persen dari total produksi. Dengan adanya bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 700 miliar untuk meningkatkan kapasitas, dirinya mentargetkan eskpor untuk dapat bertambah minimal 10 persen dari total produksi.
Hanya saja dia menyayangkan masih belum terfasilitasinya distribusi senjata secara maksimal ke beberapa negara. Hal itu lebih disebabkan minimnya jasa pengiriman senjata dari Indonesia.
"Itu kami kendala di situ, jasa pengiriman yang ke Indonesia itu hanya satu, karena pengiriman senjata ini tidak mudah, kami perlu dapat persetujuan negara yang dilewati juga," papar Silmy. (Liputan6)
Melalui PT Pindad (Persero), Indonesia saat ini tengah melakukan tender senjata untuk satuan kepolisian di negeri tetangga, yaitu Filipina. "Kami lagi ikut tender senjata untuk kepolisian Filipina, prosesnya panjang, tidak mudah untuk mendapatkan ekspor, tapi kami lakukan," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim di kantor Pusat PT Pindad di Bandung, Rabu (18/3/2015).
Proses tender ini masih berlangsung dan akan ada hasil pemenang tendernya pada pertengahan tahun ini. Sayangnya dirinya masih enggan mengungkapkan berapa nilai tender yang sedang diperjuangkannya. Dengan lolosnya tender tersebut, maka akan menambah modal perseroan terutama pendapatan dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS).
Silmy menegaskan, konsentrasi perusahaan saat ini adalah mendukung program kemandirian industri pertahanan. Dengan demikian dirinya memastikan bahwa pasar ekspor adalah satu hal lebih yang dapat dilakukan dalam rangka memaksimalkan kapasitas Pindad sebagai perodusen senjata.
Tahun sebelumnya, porsi produksi Pindad yang diekspor hanya sekitar 5 persen dari total produksi. Dengan adanya bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 700 miliar untuk meningkatkan kapasitas, dirinya mentargetkan eskpor untuk dapat bertambah minimal 10 persen dari total produksi.
Hanya saja dia menyayangkan masih belum terfasilitasinya distribusi senjata secara maksimal ke beberapa negara. Hal itu lebih disebabkan minimnya jasa pengiriman senjata dari Indonesia.
"Itu kami kendala di situ, jasa pengiriman yang ke Indonesia itu hanya satu, karena pengiriman senjata ini tidak mudah, kami perlu dapat persetujuan negara yang dilewati juga," papar Silmy. (Liputan6)