Kapal tempur LCS Amerika akan beroperasi di perbatasan RI-Singapura. ©2015 Merdeka.com/maritime-executive |
Empat unit kapal perang Amerika Serikat dengan kemampuan tempur dan manuver tingkat tinggi rencananya beroperasi di daerah pesisir Asia Tenggara, tepatnya di Singapura. Penempatan armada itu dilakukan paling lambat 2018.
Penempatan kapal tempur pesisir (LCS) tersebut untuk merespon China yang agresif menebar kekuatan tempur di Laut China Selatan dan semenanjung Korea. Hal ini disampaikan perwakilan militer AS yang berada di atas kapal USS Fort Worth.
"Kita akan segera melihat empat armada LCS beroperasi di singapura karena kami menyebarkan seluruh kapal," kata Laksamana Charles Williams yang mengepalai program LCS seperti dilansir the Strait Times, Rabu (18/2).
Kontingen pertama kapal tempur AS ini tiba pada Mei 2017. Tugas mereka adalah mengamankan wilayah pesisir Singapura. Artinya, ruang operasi kapal-kapal Negeri Paman Sam itu akan sangat dekat dengan wilayah Indonesia.
"Setiap kapal akan bertugas dalam periode 16 bulan," kata Williams.
Kerja sama dengan Singapura ini sudah masuk dalam rencana strategis pemerintah Amerika Serikat. Angkatan laut AS berencana membangun 52 kapal tempur jenis LCS dengan total biaya USD 37 milliar.
Tetapi di dalam negeri, program perakitan kapal ini masih menjadi kontroversi karena masalah biaya, inflasi, serta perubahan desain dan konstruksi. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengumumkan bahwa negaranya akan menggeser mayoritas armada lautnya ke Asia Pasifik pada 2020.
Wilayah ini dianggap strategis, menginat banyak negara mitra Amerika mengalami sengketa batas maritim dengan China. Untuk klaim wilayah Laut China Selatan saja, China sejauh ini ribut dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Di luar konflik dengan ASEAN, Negeri Tirai Bambu juga saling mengklaim dengan Taiwan dan Jepang untuk kawasan kaya gas di Senkaku.
Penempatan kapal tempur pesisir (LCS) tersebut untuk merespon China yang agresif menebar kekuatan tempur di Laut China Selatan dan semenanjung Korea. Hal ini disampaikan perwakilan militer AS yang berada di atas kapal USS Fort Worth.
"Kita akan segera melihat empat armada LCS beroperasi di singapura karena kami menyebarkan seluruh kapal," kata Laksamana Charles Williams yang mengepalai program LCS seperti dilansir the Strait Times, Rabu (18/2).
Kontingen pertama kapal tempur AS ini tiba pada Mei 2017. Tugas mereka adalah mengamankan wilayah pesisir Singapura. Artinya, ruang operasi kapal-kapal Negeri Paman Sam itu akan sangat dekat dengan wilayah Indonesia.
"Setiap kapal akan bertugas dalam periode 16 bulan," kata Williams.
Kerja sama dengan Singapura ini sudah masuk dalam rencana strategis pemerintah Amerika Serikat. Angkatan laut AS berencana membangun 52 kapal tempur jenis LCS dengan total biaya USD 37 milliar.
Tetapi di dalam negeri, program perakitan kapal ini masih menjadi kontroversi karena masalah biaya, inflasi, serta perubahan desain dan konstruksi. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengumumkan bahwa negaranya akan menggeser mayoritas armada lautnya ke Asia Pasifik pada 2020.
Wilayah ini dianggap strategis, menginat banyak negara mitra Amerika mengalami sengketa batas maritim dengan China. Untuk klaim wilayah Laut China Selatan saja, China sejauh ini ribut dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Di luar konflik dengan ASEAN, Negeri Tirai Bambu juga saling mengklaim dengan Taiwan dan Jepang untuk kawasan kaya gas di Senkaku.
Sumber : Merdeka