Rudal Ra'ad yang mampu membawa hulu ledak nuklir bisa terbang rendah dan mencapai jarak 350 kilometer di segala medan, ditembakkan dari jet tempur Mirage. (Dok. www.ispr.gov.pk) |
Pakistan melakukan uji coba rudal jelajah pembawa hulu ledak nuklir pada Senin (2/1), hanya selang beberapa hari setelah India menggelar pengujian serupa, menyiratkan kentalnya persaingan kedua negara dalam perlombaan senjara atom.
Diberitakan The Nation yang mengutip sayap media militer Pakistan, ISPR, rudal jelajah Ra'ad buatan dalam negeri itu mampu melesat hingga sejauh 350 kilometer dengan akurasi tingkat tinggi, setara dengan rudal jelajah Babur.
Rudal sepanjang lima meter dan berbobot 1.000 kg itu bisa terbang rendah dengan manuver tinggi di berbagai medan udara. Ra'ad yang juga dikenal Hatf VIII ini ditembakkan dari Jet Tempur Mirage milik Angkatan Udara Pakistan. Ini adalah merupakan uji coba keenam sejak 2007.
Menurut ISPR, teknologi jelajah yang dimiliki Ra'ad sangat canggih dan hanya dimiliki oleh beberapa negara saja. Direktur Jenderal Divisi Rencana Strategis Pakistan, Letjen Zubair Mahmood Hayat, mengatakan kesuksesan uji coba itu adalah pencapaian besar dalam upaya Pakistan membentuk sistem pertahanan maksimal.
"Pengujian ini bertujuan mewujudkan stabilitas yang strategis di kawasan," kata Hayat.
Persaingan nuklir
Uji coba ini dilakukan hanya selang dua hari setelah India menguji rudal balistik Agni-V pembawa hulu ledak nuklir. Rudal India ini mampu mencapai jarak 5.000 kilometer hingga Tiongkok atau Eropa. Selain itu, Agni-5 diluncurkan dari truk peluncur, sehingga memiliki mobilitas yang tinggi.
Sejak berpisah tahun 1947, India dan Pakistan gencar berlomba kekuatan senjata nuklir. India sendiri telah rutin menguji senjata nuklir mereka sejak tahun 1998. Kedua negara menolak menandatangani Traktat Non-Proliferasi, NPT dan pakta internasional lainnya yang melarang pengembangan dan pengujian senjata nuklir.
India menganggap peraturan NPT mendiskriminasi mereka. Sementara Pakistan menegaskan tidak akan menandatangani NPT selama India menolaknya.
Laporan lembaga Dewan Hubungan Luar Negeri, CFR, November tahun lalu mengatakan persaingan kedua negara semakin kental, terlihat dari komposisi dan ukuran kekuatan nuklir Pakistan yang terus meningkat untuk menandingi kemampuan militer India yang juga bertambah.
Namun ahli nuklir dari Departemen Stabilitas Politik dan Strategi Nuklir di lembaga Pusat Energi dan Studi Keamanan, Naeem Salik menjelaskan pengujian India dan Pakistan tidak saling berkaitan.
Dikutip Dawn, Salik mengatakan, pemerintah Pakistan sejak tahun 1999 membuat kebijakan tidak akan balas-membalas uji coba dengan India. Buktinya, tahun lalu India melakukan 23 uji coba rudal, sementara Pakistan hanya tujuh.
Diberitakan The Nation yang mengutip sayap media militer Pakistan, ISPR, rudal jelajah Ra'ad buatan dalam negeri itu mampu melesat hingga sejauh 350 kilometer dengan akurasi tingkat tinggi, setara dengan rudal jelajah Babur.
Rudal sepanjang lima meter dan berbobot 1.000 kg itu bisa terbang rendah dengan manuver tinggi di berbagai medan udara. Ra'ad yang juga dikenal Hatf VIII ini ditembakkan dari Jet Tempur Mirage milik Angkatan Udara Pakistan. Ini adalah merupakan uji coba keenam sejak 2007.
Menurut ISPR, teknologi jelajah yang dimiliki Ra'ad sangat canggih dan hanya dimiliki oleh beberapa negara saja. Direktur Jenderal Divisi Rencana Strategis Pakistan, Letjen Zubair Mahmood Hayat, mengatakan kesuksesan uji coba itu adalah pencapaian besar dalam upaya Pakistan membentuk sistem pertahanan maksimal.
"Pengujian ini bertujuan mewujudkan stabilitas yang strategis di kawasan," kata Hayat.
Persaingan nuklir
Uji coba ini dilakukan hanya selang dua hari setelah India menguji rudal balistik Agni-V pembawa hulu ledak nuklir. Rudal India ini mampu mencapai jarak 5.000 kilometer hingga Tiongkok atau Eropa. Selain itu, Agni-5 diluncurkan dari truk peluncur, sehingga memiliki mobilitas yang tinggi.
Sejak berpisah tahun 1947, India dan Pakistan gencar berlomba kekuatan senjata nuklir. India sendiri telah rutin menguji senjata nuklir mereka sejak tahun 1998. Kedua negara menolak menandatangani Traktat Non-Proliferasi, NPT dan pakta internasional lainnya yang melarang pengembangan dan pengujian senjata nuklir.
India menganggap peraturan NPT mendiskriminasi mereka. Sementara Pakistan menegaskan tidak akan menandatangani NPT selama India menolaknya.
Laporan lembaga Dewan Hubungan Luar Negeri, CFR, November tahun lalu mengatakan persaingan kedua negara semakin kental, terlihat dari komposisi dan ukuran kekuatan nuklir Pakistan yang terus meningkat untuk menandingi kemampuan militer India yang juga bertambah.
Namun ahli nuklir dari Departemen Stabilitas Politik dan Strategi Nuklir di lembaga Pusat Energi dan Studi Keamanan, Naeem Salik menjelaskan pengujian India dan Pakistan tidak saling berkaitan.
Dikutip Dawn, Salik mengatakan, pemerintah Pakistan sejak tahun 1999 membuat kebijakan tidak akan balas-membalas uji coba dengan India. Buktinya, tahun lalu India melakukan 23 uji coba rudal, sementara Pakistan hanya tujuh.