Merdeka.com - Pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Darat di Monas, berakhir hari ini. Selama pameran berbagai alat persenjataan hingga meriam-meriam yang menjadi andalan Indonesia untuk melawan musuh-musuh ada di sana.
Salah satu prajurit TNI-AD, Bambang, mengatakan, salah satu meriam andalan Indonesia bernama MLRS Astros II MK 6 yang diproduksi oleh perusahaan Avibras Aerospacial di Brasil.
Keunggulan yang dimiliki meriam ini, Container Laucher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber munisi SS-30 hingga SS-60. Sehingga jarak capainya 85 kilometer dan daya hancur 400x520 meter, serta dilengkapi munisi latihan SS-09 dengan jarak target 10 kilometer.
Dalam pengembangan teknologi meriam ini adanya Tactical Missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm dan jarak capai 300 kilometer yang sudah mencapai tahap uji coba penembakan.
Selain itu, sistem meriam ini didukung dengan platform kendaraan TATRA yang dapat menggantikan Interchageable. Sehingga memberi keunggulan taktis, di mana semua jenis kendaraan tempur berukuran dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket karena di dalam kabinnya dilengkapi komputer penembakan.
"Meriam ini ditaruhnya di tengah kota di Batalyon Armed 1 Malang dan Armed 10 Bogor. Baru didatangkan bulan kemarin dan sudah di ujicoba di Brasil dan ada 32 unit," kata Serda Tabroni, pasukan Artileri Medan 9 Purwakarta saat ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (17/12).
Selain itu, menurut Tabroni, meriam KH/179 mempunyai kaliber 155 milimeter dan jarak capai 30 KM yang diproduksi oleh Korea Selatan diletakkan di perbatasan Indonesia.
"Meriam ini ada 18 unit buatan Korsel ditaruhnya di Aceh, Kalimantan dan Sulawesi," jelasnya.
Salah satu prajurit TNI-AD, Bambang, mengatakan, salah satu meriam andalan Indonesia bernama MLRS Astros II MK 6 yang diproduksi oleh perusahaan Avibras Aerospacial di Brasil.
Keunggulan yang dimiliki meriam ini, Container Laucher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber munisi SS-30 hingga SS-60. Sehingga jarak capainya 85 kilometer dan daya hancur 400x520 meter, serta dilengkapi munisi latihan SS-09 dengan jarak target 10 kilometer.
Dalam pengembangan teknologi meriam ini adanya Tactical Missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm dan jarak capai 300 kilometer yang sudah mencapai tahap uji coba penembakan.
Selain itu, sistem meriam ini didukung dengan platform kendaraan TATRA yang dapat menggantikan Interchageable. Sehingga memberi keunggulan taktis, di mana semua jenis kendaraan tempur berukuran dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket karena di dalam kabinnya dilengkapi komputer penembakan.
"Meriam ini ditaruhnya di tengah kota di Batalyon Armed 1 Malang dan Armed 10 Bogor. Baru didatangkan bulan kemarin dan sudah di ujicoba di Brasil dan ada 32 unit," kata Serda Tabroni, pasukan Artileri Medan 9 Purwakarta saat ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (17/12).
Selain itu, menurut Tabroni, meriam KH/179 mempunyai kaliber 155 milimeter dan jarak capai 30 KM yang diproduksi oleh Korea Selatan diletakkan di perbatasan Indonesia.
"Meriam ini ada 18 unit buatan Korsel ditaruhnya di Aceh, Kalimantan dan Sulawesi," jelasnya.