Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengunjungi PT PAL INDONESIA (Persero) guna melihat langsung kemampuan dan fasilitas galangan kapal PT PAL, Sabtu, 10 Januari 2015. Diterima oleh Direksi dan Komisaris beserta jajaran manajemen PT PAL, Jokowi mendapatkan paparan langsung terkait kondisi PT PAL.
Dalam paparannya, Dirut PT PAL, Firmansyah Arifin menuturkan kemampuan PT PAL kini dalam tahap stabilitas dan siap melaksanakan tugas dan mendukung kebijakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Berikut adalah prototipe kapal yang telah kami buat dan telah terbukti kemampuannya," ujar Firmansyah sembari menunjukkan maket Kapal KRI Banda Aceh 593. Setelah pemaparan tersebut, Jokowi diperlihatkan proses produksi yang tengah dilakukan PT PAL.
Jokowi menuturkan peningkatan fasilitas diperlukan untuk menunjang kebijakan pemerintah dalam menyongsong program kemaritiman.
"Kalau melihat dari kondisi dan luas areal pabrik, sebetulnya ya cukup untuk bisa dijadikan awal pengembangan industri maritim kita," tegasnya, sembari menambahkan bahwa ini merupakan industri strategis yang dimiliki negeri ini, maka keberadaannya harus dipertahankan dan diperkuat untuk menunjang kemandirian industri nasional.
PT PAL, sebagai galangan terbesar di Indonesia yang telah banyak memproduksi kapal baik kapal perang maupun kapal komersial, terus meningkatkan kompetensinya. Selain menjalankan kewajiban mencari profit sebagai perusahaan "plat merah," juga menjalankan tugas negara yang diemban. Untuk ke depan PT PAL tengah mengerjakan proyek Kapal Frigate PKR-105 yang bekerjasama dengan DSNS Belanda dan kapal selam yang bekerjasama dengan DSME Korea. Selain itu juga PT PAL tengah mengerjakan ekspor kapal perang pertama untuk Angkatan Laut Filipina.
Jokowi minta PT PAL miliki spesifikasi produksi kapal
Dalam kunjungannya ke PT PAL, Jokowi minta PT PAL untuk memiliki ciri atau spesifikasi produksi kapal, tidak beraneka ragam. Tidak hanya PT PAL, tetapi juga semua industri maritim lain di seluruh Indonesia.
"Jadi harus spesifik, tidak perlu beraneka ragam produksinya. Kalau kapal, ya kapal saja. Kalau membuat kapal selam, ya kapal selam saja, dua jenis saja. Dan manajemen harus diperbaiki. Jika kurang modal, baru PMN (Penanaman Modal Nasional) masuk," kata Jokowi.
Jokowi juga menilai, mesin-mesin di PT PAL sebenarnya sudah canggih. Namun banyak yang merupakan buatan tahun 1980-an. Ia meminta secepatnya harus dilakukan upgrade, jika tidak akan tertinggal jauh oleh perusahaan galangan kapal di negara lain.
"Jadi kalau tidak di upgrade setiap lima tahun sekali, maka ya akan ketinggalan kereta," tutur Jokowi, sembari menambahkan: "Dan yang lebih penting, selama lima tahun harus terus mendapat order."
Sekilas produk PT PAL: KRI Banda Aceh 593
Banyak sudah kapal perang buatan PT PAL yang dioperasikan TNI AL. Mulai dari kapal cepat rudal, kapal patroli cepat, kapal torpedo, hingga kapal LPD (Landing Platform Dock). Salah satu maket kapal yang diperlihatkan PT PAL saat kunjungan Jokowi adalah KRI Banda Aceh 593, yang tergolong sebagai kapal LPD.
LPD merupakan kapal perang amfibi yang untuk meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat. LPD umumnya didesain untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan sekaligus membawa kekuatan udara terbatas (helikopter atau UAV).
Kembali ke KRI Banda Aceh 593, LPD ini merupakan kapal kedua dari Kelas Banjarmasin yang dibangun oleh PT PAL. LPD Kelas Banjarmasin pertama adalah KRI Banjarmasin 592. Seperti yang kita ketahui, KRI Banda Aceh 593 yang diproduksi PT PAL pada 2011 lalu ini adalah salah satu kapal andalah TNI AL untuk mencari pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang kontak beberapa waktu lalu. Karena baru, kapal yang hampir seluruh bagiannya berwarna abu-abu gelap ini terlihat masih bersih dan terawat.
KRI Banda Aceh 593 berdimensi panjang 125 meter dan lebar 22,004 meter. Bobot benaman kapal ini mencapai 7.286 ton, daya angkut sebanyak 344 personel, dengan kecepatan maksimum 15 knot dan jangkauan jelajah 10.000 mil.
Kapal ini juga mampu mengakomodasi pengoperasian 5 helikopter MI-2 atau Bell 412, 2 unit LCVP, 3 meriam Howitzer, dan 20 tank. Untuk persenjataan, kapal ini dilengkapi kanon kaliber 20 mm dan 40 mm.
KRI Banda Aceh 593 ini sudah mendapatkan penghargaan dari KASAL Laksamana TNI Marsetio, sebagai KRI Berpredikat Operasional Tertinggi Tahun 2014. Penghargaan itu didapat karena KRI Banda Aceh 593 ini menjadi kapal yang berlayar dalam waktu paling lama dibandingkan KRI milik TNI AL lainnya, hampir selama tiga bulan non-stop.
KRI Banda Aceh 593 juga telah mengikuti latihan bersama kapal-kapal perang dari berbagai negara dalam ajang Multilateral Rim of the Pacific (Rimpac) 2014. Ajang tersebut merupakan latihan rutin setiap dua tahun yang digelar oleh armada ketiga Angkatan Laut AS US Navy dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan meluas cakupannya dengan melibatkan negara-negara di Asia Tengara.