Presiden Joko Widodo mengunjungi PT Pindad untuk melihat teknologi Alutsista unggulan di Bandung, Jawa Barat, |
Bandung - Presiden Joko Widodo berjanji akan meningkatkan produksi perangkat militer buatan lokal. Menurut dia, Indonesia jangan sampai terus-terusan membeli alat pertahanan dari luar negeri. Karena itu, pemerintah akan memberikan suntikan dana sebesar Rp 700 miliar kepada pelaku industri pertahanan, salah satunya PT Pindad.
"Kita akan dorong industri pertahanan dengan memberikan investasi dan suntikan dana. Jangan sampai kita terus-terusan membeli alat di luar negeri," kata Jokowi kepada wartawan seusai kunjungan kerja di PT Pindad, Kota Bandung, Senin, 12 Januari 2015.
Untuk produksi pertahanan lokal, Jokowi menyadari bahwa Indonesia masih belum bisa memproduksi 100 persen kebutuhan. Minimal industri pertahanan kita bisa join dengan perusahaan asing. "Tapi diusahakan tempatnya di Indonesia," kata Jokowi.
Pada acara tersebut, Presiden didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo. Dalam kunjungan tersebut, rombongan Presiden mengunjungi beberapa gudang produksi milik PT Pindad sekitar satu jam. Di antaranya meninjau gudang senjata dan amunisi.
Jokowi terkesima dengan pola manajemen yang diterapkan PT Pindad. "Melihat line produksinya saya kira sangat bagus. Alurnya jelas. Tempat untuk memproduksi juga bersih," kata Jokowi yang merupakan Presiden Indonesia ke-7 ini.
Adapun Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim mengatakan dirinya sangat mengapresiasi dorongan dari pemerintah pusat untuk menumbuhkan industri pertahanan lokal. Silmy berharap tentara dan polisi tidak selalu bergantung pada produk-produk alat utama sistem persenjataan dari luar negeri. "Karena itu, jika ada alutsista yang sudah mampu kita produksi oleh BUMN dalam negeri, TNI dan Polri wajib untuk menyerapnya," ujar Silmy.
Sejauh ini, Pindad telah memproduksi kendaraan tempur, seperti Anoa, Komodo, dan yang terbaru Panser Kanon 90 milimeter yang diberi nama Badak. Pindad juga telah mampu memproduksi amunisi kaliber 105 milimeter yang telah lulus uji sertifikasi TNI AD.