Pindad Tingkatkan Produksi dan Jajaki Kerjasama dengan Asing

Direktur Utama PT Pindad Silmi Karim mengungkapkan, bahwa Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pada 2015 akan meningkatkan pembelian senjata ke Pindad hingga 40%.

Dia menilai, ‎selain kualitas produk, kapasitas produk Pindad juga harus ditingkatkan, terutama untuk memenuhi permintaan user di dalam negeri seperti, Kementerian Pertahanan (Kemhan), TNI, dan Polisi.

"Yang jelas, ada potensi Pindad untuk berkembang, bahkan berdasarkan arahan dari Sekretaris Kabinet, permintaan Kemenhan ke PT Pindad harus ditingkatkan minimal 40% pada 2015," terang Silmi di Kementerian BUMN, Senin, 22 Desember 2014.

Menurutnya, proses trasformasi PT Pindad telah sejak lama dilakukan.

"Sekarang saya akan lanjutkan untuk bisa memenuhi ekspektasi pemegang saham, yakni pemerintah, user, serta menyiapkan Pindad untuk bersaing dalam level internasional," tuturnya. (Sindo)
.
Perkuat Industri Pertahanan, Pindad Siapkan Rp 700 Miliar di 2015
Untuk terus memperkuat industri pertahanan tanah air, PT Pindad akan menyiapkan investasi sebesar Rp 700 miliar di tahun 2015. Besaran investasi tersebut akan digunakan perseroan untuk memperbarui berbagai peralatan alutsista, penambahan kapasitas produksi, dan kerjasama luar negeri.

Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada pemerintah sebesar Rp 700 miliar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Rinciannya, dana tersebut akan digunakan untuk modernisasi peralatan yang sudah tua Rp 300 miliar, penambahan kapasitas untuk meningkatkan permintaan Kementerian Pertahanan dan TNI Rp 300 miliar, dan Rp 100 miliar untuk kerjasama dengan luar negeri.

"Kita mengajukan PMN sekitar Rp 700 miliar. Masuk dalam APBNP 2015. Kita sudah mengajukan ke Kemenkeu. Detilnya tanya ke Deputi. Tinggal proses," ujar dia saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, 22 Desember 2014.

Dia menjelaskan, pihaknya berusaha untuk bisa memenuhi permintaan dalam negeri terkait alutsista dengan meningkatkan kapasitas produksi saat ini. Sayangnya, Silmy tidak bisa menyebutkan kapasitas produksi secara keseluruhan. Untuk panser saja, saat ini kapasitas produksinya mencapai 250 panser.

"Yang jelas ada potensi Pindad dapat berkembang dan ada arahan dari pak Andi Wijayanto menyampaikan akan meningkatkan permintaan kepada Pindad minimum 40%.

Hal ini sesuai dengan surat Seskab kepada Kemhan TNI untuk meningkatkan permintaan alat. Permintaannya banyak, ada peluru, panser, dan lain-lain," terang dia.

Dari sisi kerjasama dengan luar negeri, Silmy menyebutkan, tengah menjajaki dengan berbagai perusahaan asing, yang terbaru adalah dengan perusahaan Rusia, namun belum ada pembicaraan lebih lanjut.

"Kita akan ke perusahaan Rheinmetall, FMSS, Rusia, CMI. Yang jelas, adalah kerjasama internasional salah satu cara untuk mempercepat penguasaan teknologi," ungkap Silmy.

"Hal ini dari sisi produk, misalnya Pindad belum mampu untuk membuat amunisi kaliber besar. Kita bisa kerjasama dengan luar negeri seperti joint venture, joint production," tandasnya. (Medan Bisnis)

Gambar: Pindad

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait