Kisah Ajaib Pilot yang Selamat dari Ledakan Pesawat Virgin

Puing-puing pesawat Virgin Galactic yang jatuh saat uji coba di atas gurun Mojave, California
VIVAnews - Insiden kecelakaan pesawat wisata ruang angkasa, SpaceShipTwo milik Virgin Galactic yang meledak di angkasa, Jumat pekan lalu masih menyisakan misteri. Tak hanya mengenai kronologi, penyebab kecelakaan, namun juga soal pilot yang selamat dari ledakan tersebut.

Diketahui, Peter Siebold yang menjadi juru kendali pesawat SpaceShipTwo selamat dari kecelakaan setelah berhasil membuka parasut. Sedangkan, kopilotnya, yakni Michael Alsbury, tewas dalam uji coba SpaceShipTwo itu.

"Masih hidupnya Siebold sangat ajaib. Seperti adegan pada sebuah film. Siebold melayang di udara dengan masih melekatnya kursi lontarnya," ungkap sumber pegawai anonim yang ikut menguji SpaceShipTwo, dikutip National Post, Rabu 5 November 2014.

Namun, tambah sumber itu, Siebold bisa menanggalkan kursi itu di ketinggian sekitar 17.000 kaki dan membuka parasutnya.

"Dia mendarat dengan kekuatannya sendiri dan hanya mengalami cedera bahu," kata sumber itu.

Penyidik dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) merasa heran dengan selamatnya Siebold. Pasalnya, ia bisa lolos dari tragedi nahas tersebut dan mampu bertahan dengan menggunakan parasut di ketinggian 50.000 kaki tanpa bantuan oksigen. Padahal di ketinggian tersebut, oksigen sangat minim.

Menurut Ketua penyelidik NTSB, Christopher Hart, tidak mungkin pilot SpaceShipTwo itu beranjak dari kursinya yang kemudian keluar dari pesawat melalui pintu darurat.

"Kami tahu itu (Siebold) tidak lewat sana (pintu darurat). Jadi, bagaimana pilot ini bisa keluar?" ungkap Hart.

Hart mengatakan lolosnya Siebold dari kecelakaan tragis itu masih menjadi tanda tanya. Pasalnya, investigator belum bisa mewawancarai korban yang masih dirawat di rumah sakit setempat akibat luka yang dideritanya.

Kesalahan kopilot
NTSB mencurigai pesawat milik Virgin Galactic itu meledak karena kopilotnya terlalu dini membuka tuas sehingga menyebabkan ekor pesawat ruang angkasa itu naik. Akhirnya menciptakan hambatan yang dikenal dengan istilah feathering, dan kemudian pesawat meledak.

"Kami melihat semua permasalahan yang ada yang menjadi akar kecelakaan tersebut, termasuk kemungkinan kesalahan kopilot itu," jelas Hart kepada Daily Mail.

NTSB setidaknya membutuhkan waktu sekitar satu tahun penyelidikan untuk mengungkapkan kronologis kecelakaan yang dialami SpaceShipTwo.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait