Pesawat Tu-95 (atas) dan pesawat Tu-160 (bawah) dalam penerbangan |
Biro desain Tupolev, bagian dari United Aircraft Corporation (UAC), telah menyelesaikan desain awal PAK DA, pesawat terbang jarak jauh yang paling muktahir. Diperkirakan, tiga tahun lagi Rusia sudah bisa memiliki pesawat ini.
PAK DA kelak akan menggantikan peran pesawat terbang Tu-95 MS, Tu-160, dan Tu-22 3M dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia. Direktur Utama UAC Mikhail Pogosyan mengumumkan, pembuatan beberapa komponen untuk perakitan prototipe uji coba akan dimulai dalam waktu dekat.
Subsonik atau Supersonik?
Desain akhir PAK DA sudah siap, tapi tak ada yang bisa memprediksi perkembangan dunia penerbangan di masa mendatang, sehingga masih terbuka kemungkinan dilakukan modifikasi.
Pada waktu memulai pembuatan proyek PAK DA pada 1999, desainer pesawat ini dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit: Angkatan Udara Rusia membutuhkan pesawat subsonik atau supersonik?
Pesawat supersonik dapat menerebos semua senjata pertahanan udara, namun karena fitur aerodinamis yang dimilikinya, pesawat ini terlalu mencolok bagi musuh. Selain itu, pemakaian bahan bakar pesawat pembom supersonik sangatlah boros, sehingga pesawat ini tidak dapat terbang jauh di udara tanpa mengisi ulang bahan bakar.
Akhirnya desainer pesawat memilih membuat pesawat pembom subsonik. Panglima Tertinggi Angkatan Udara Rusia Viktor Bondar menyatakan keunggulan PAK DA adalah pesawat ini memiliki kapasitas lebih banyak dibanding Tu-160. Selain itu, persenjataan yang dimiliki akan jauh lebih dahsyat. Sementara, masalah lain akan terselesaikan dengan kehadiran rudal.
Pesaing Spirit B-2
Pesawat baru ini akan dibangun berdasarkan skema ”sayap terbang” yakni jenis pesawat yang mengudara hanya dengan sayap, tanpa ekor dan karnard (aeronautik). Fuselage (badan pesawat) hampir rata dan dimensinya dikurangi. Peran umum fuselage seperti menampung kru, peralatan, kargo, dan sebagainya, dibebankan pada sayap pesawat. Sayap tersebut juga dipasangi senjata dan tempat awak kapal.
Kebanyakan pembuatan pesawat tipe “sayap terbang” menggunakan teknologi “siluman” (low observable technology). Kemungkinan, pesawat pembom baru ini akan dibuat agar dapat mengelabui radar dengan membentuk garis-garis rusuk, untuk membuyarkan pancaran radar musuh.
Central Aerohydrodynamic Institute (TsAGI) saat ini sedang melakukan penelitian properti aerodinamik “sayap terbang”. Hal tersebut membuat Rusia mempunyai dasar untuk memproduksi pesawat siluman pesaing Spirit B-2 milik Amerika.
PAK DA memiliki bobot 120 ton. Tidak kurang dari seperempat berat tersebut merupakan barang angkut yang penting seperti bahan bakar, awak kapal, dan persenjataan. Pesawat ini juga akan dilengkapi dengan senjata hipersonik.
Prototipe pertama PAK DA direncanakan selesai pada 2017. Di tahun 2019, prototipe tersebut akan akan melakukan uji coba penerbangan dan di tahun 2025 pesawat akan masuk ke dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia.
Masuknya pesawat baru tersebut ke dalam angkatan udara Rusia akan memberhentikan penggunaan pesawat Tu-160 dan Tu-95, yang sekarang ini merupakan pesawat andalan untuk penerbangan jarak jauh Rusia. Setelah 2025, pesawat-pesawat pembom itu akan pensiun dan digantikan oleh PAK DA.
Saat ini, Rusia memiliki 32 unit pesawat pembom strategis Tu-95 MS dan 16 pesawat supersonik Tu-160 yang bermarkas di kota Engels.
Perkembangan Terus Berlanjut
Dunia aviasi Rusia terus berkembang. Selain pembuatan PAK DA, uji coba pesawat tempur siluman generasi ke-5, Sukhoi T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) masih dilakukan. Saat ini terdapat enam unit prototipe pesawat PAK FA, dan dua unit lagi akan bergabung dalam uji coba penerbangan pada 2015. Pesawat ini rencananya akan mulai diproduksi dalam jumlah kecil pada 2016. Direktur Utama UAC Mikhail Pogosyan mengatakan pesawat ini akan masuk ke dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia setelah tahun 2050.
Kapasitas produksi PAK FA sudah dikerahkan, tetapi T-50 tidak bisa menggantikan peran Su-27 dan Su-30 sepenuhnya dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, dalam sepuluh tahun ke depan Rusia mempertimbangkan penggunaan dua tipe pesawat yakni T-50 dan Su-35S.