NASA Siap Uji Coba Roket Raksasa ke Mars


Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terus berbenah untuk menjalankan misi pengiriman manusia ke planet Mars. Kini, sebuah Delta IV roket berukuran besar telah berada di tempat peluncuran Complex 37 di Cape Canaveral Air Force Stasiun Florida, Amerika Serikat.

Ketiga buah roket raksasa tersebut akan mendorong kapsul Orion--yang di dalamnya terdapat para astronot--untuk menjelajah ruang angkasa lebih jauh lagi, terutama mencapai ke Mars. Dijadwalkan Delta IV ini akan dilepas oleh NASA pada 4 Desember nanti.

"Kami telah bekerja menuju peluncuran ini selama berbulan-bulan. Sekarang sedang berada di tahap akhir," ungkap Direktur Pusat Ruang Angkasa NASA di Florida, Bob Cabana seperti yang diberitakan Daily Mail, Selasa 7 Oktober 2014.

Badan pemerintah Amerika itu berharap astronot dapat menjalajahi serta mengekplorasi ruang angkasa selama 64 hari.

Orion sendiri baru akan rampung dalam waktu dekat. Pengerjaannya oleh NASA saat ini sedang menuju tahap akhir penyelesaiannya, yaitu mengukur keamanan yang tepat bagi para astronot yang nanti bertugas.
Mereka sedang merancang sistem untuk melindungi astronot. Diharapkan ketika terjadi kegagalan saat peluncuran, Orion dan Delta IV akan otomatis memisahkan diri sehingga dapat membatalkan peluncuran.

United Launch Alliance (ULA) merupakan sektor yang menangani tiga komponen penting seperti Delta IV ini. Mereka memperhatikan betul setiap prosedur agar tidak terjadi kesalahan saat peluncuran nanti.

"Peran NASA adalah melakukan pengawasan yang ketat terhadap segala sesuatunya karena kami tidak akan berada di sana jika ada masalah muncul nanti," ungkap Merri Anne Stowe dari NASA, yang menangani Program Layanan Peluncuran (LSP).

Delta IV diharapkan akan mampu mengangkat kapasitas muatan setidaknya 70 metrik ton (77 ton) pada pengujian tes pertamanya, untuk membawa Orion ke ruang angkasa.

Namun, NASA juga tak memungkiri akan mengisi kemampuan Delta IV melebihi sebelumnya, yakni bisa menarik muatan hingga 130 metrik ton (143 ton). Hal ini menyebabkan Delta IV dapat menjangkau tata surya lebih jauh lagi, seperti mencapai asteroid ataupun planet Mars.

Diketahui, menurut laman space.com, Delta IV ini memiliki tinggi sekitar 235 kaki atau sekitar 72 meter. Ini menjadikannya roket terbesar yang digunakan oleh negara adikuasa tersebut.

"Delta IV merupakan kendaraan peluncuran paling kuat di dunia yang akan terbang nantinya. Dan kami sangat bergembira, roket tersebut dapat mendukung misi kami untuk mengumpulkan data dan mengurangi risiko dari keseluruhan misi serta memangkas biaya program ini," kata Tony Taiancich selaku Direktur ULA.

Orion akan terbang di atas 3.600 mil atau setara 5.800 kilometer dari Bumi selama empat jam penerbangan, yang kemudian akan melaju hingga 20.000 mph (32.190 kilometer per jam) saat kembali ke atmosfer planet Bumi. 

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terus berbenah untuk menjalankan misi pengiriman manusia ke planet Mars. Kini, sebuah Delta IV roket berukuran besar telah berada di tempat peluncuran Complex 37 di Cape Canaveral Air Force Stasiun Florida, Amerika Serikat.

Ketiga buah roket raksasa tersebut akan mendorong kapsul Orion--yang di dalamnya terdapat para astronot--untuk menjelajah ruang angkasa lebih jauh lagi, terutama mencapai ke Mars. Dijadwalkan Delta IV ini akan dilepas oleh NASA pada 4 Desember nanti.

"Kami telah bekerja menuju peluncuran ini selama berbulan-bulan. Sekarang sedang berada di tahap akhir," ungkap Direktur Pusat Ruang Angkasa NASA di Florida, Bob Cabana seperti yang diberitakan Daily Mail, Selasa 7 Oktober 2014.

Badan pemerintah Amerika itu berharap astronot dapat menjalajahi serta mengekplorasi ruang angkasa selama 64 hari.

Orion sendiri baru akan rampung dalam waktu dekat. Pengerjaannya oleh NASA saat ini sedang menuju tahap akhir penyelesaiannya, yaitu mengukur keamanan yang tepat bagi para astronot yang nanti bertugas.
Mereka sedang merancang sistem untuk melindungi astronot. Diharapkan ketika terjadi kegagalan saat peluncuran, Orion dan Delta IV akan otomatis memisahkan diri sehingga dapat membatalkan peluncuran.

United Launch Alliance (ULA) merupakan sektor yang menangani tiga komponen penting seperti Delta IV ini. Mereka memperhatikan betul setiap prosedur agar tidak terjadi kesalahan saat peluncuran nanti.

"Peran NASA adalah melakukan pengawasan yang ketat terhadap segala sesuatunya karena kami tidak akan berada di sana jika ada masalah muncul nanti," ungkap Merri Anne Stowe dari NASA, yang menangani Program Layanan Peluncuran (LSP).

Delta IV diharapkan akan mampu mengangkat kapasitas muatan setidaknya 70 metrik ton (77 ton) pada pengujian tes pertamanya, untuk membawa Orion ke ruang angkasa.

Namun, NASA juga tak memungkiri akan mengisi kemampuan Delta IV melebihi sebelumnya, yakni bisa menarik muatan hingga 130 metrik ton (143 ton). Hal ini menyebabkan Delta IV dapat menjangkau tata surya lebih jauh lagi, seperti mencapai asteroid ataupun planet Mars.

Diketahui, menurut laman space.com, Delta IV ini memiliki tinggi sekitar 235 kaki atau sekitar 72 meter. Ini menjadikannya roket terbesar yang digunakan oleh negara adikuasa tersebut.

"Delta IV merupakan kendaraan peluncuran paling kuat di dunia yang akan terbang nantinya. Dan kami sangat bergembira, roket tersebut dapat mendukung misi kami untuk mengumpulkan data dan mengurangi risiko dari keseluruhan misi serta memangkas biaya program ini," kata Tony Taiancich selaku Direktur ULA.

Orion akan terbang di atas 3.600 mil atau setara 5.800 kilometer dari Bumi selama empat jam penerbangan, yang kemudian akan melaju hingga 20.000 mph (32.190 kilometer per jam) saat kembali ke atmosfer planet Bumi. 

VIVANEWS

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait