KRI I Gusti Ngurah Rai-332 pada 3 November 2020 telah selesai menjalani proses pengintegrasian sistem sensor dan senjata (Sewaco) di fasilitas produksi Divisi Kapal Perang PT PAL, Surabaya.
Dengan selesainya kapal perusak kawal rudal (PKR) ini menjalani proses Fitted For But Not With (FFBNW) di PT PAL, maka KRI I Gusti Ngurah Rai siap dioperasikan sesuai dengan fungsi asasinya sebagai kapal kombatan.
PT PAL dalam keterangannya mengatakan, proyek FFBNW KRI I Gusti Ngurah Rai merupakan implementasi dari program kebangkitan industri pertahanan dalam negeri di mana salah satunya adalah untuk mendukung ekonomi nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.
Pengerjaan integrasi sistem dilaksanakan dalam empat segmen
Proyek FFBNW Kapal PKR terbagi dalam empat segmen pengerjaan yaitu persiapan, pemasangan (instalasi), Integrasi sistem dan pengujian, serta SAT (sea acceptance test) dan pengiriman.
KRI I Gusti Ngurah Rai dengan total panjang 105,11 meter dan berat 2.365 ton merupakan kapal perang lightfregat yang di TNI AL dikelompokkan sebagai PKR.
Kapal ini dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam utama 76 mm, sistem rudal permukaan ke udara (SAM), sistem pertahanan diri (close in weapon system-CIWS) 35 mm, sistem pelontar torpedo, dan sistem rudal permukaan ke permukaan (SSM).
Memiliki kemampuan peperangan elektronik
KRI I Gusti Ngurah Rai memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem Electronic Counter Measure (ECM) dan Electronic Support Measure (ESM) yang telah terintegrasikan dalam Combat Management System (CMS).
Selesainya proyek FFBNW PKR KRI I Gusti Ngurah Rai menunjukkan kapabilitas PT PAL Indonesia dalam menjalankan Integrasi sistem sensor dan senjata, selain kapabilitas rancang-bangun dan teknologi pembangunan alat utama sistem persenjataan matra laut.