Sebanyak 24 orang pekerja Jalan Trans Papua yang tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua terus berusaha dievakuasi.
Namun, proses evakuasi oleh tim yang terdiri dari aparat gabungan menghadapi kendala. Mereka dihadang tembakan kelompok kriminal bersenjata.
Danrem 172/PWY Kolonel Infanteri Jonathan Binsar Sianipar mengungkapkan, tim gabungan masih berupaya untuk mendekat ke lokasi kejadian di wilayah Distrik Mbua. Mereka melakukan kontak senjata sebelum memasuki lokasi.
1. Tim evakuasi dihadang kelompok bersenjata
Tim gabungan evakuasi sebenarnya sudah bisa masuk ke wilayah ketinggian sejak pagi hari. Hanya saja, kelompok bersenjata mencoba mengganggu sehingga baku tembak pun tak terelakan.
"Jadi dari Kenyam evakuasi ke Timika, dan dapat pengobatan untuk korban yang terluka di Timika,” ujarnya
2. Tidak hanya kontak senjata, kondisi alam juga menyulitkan proses evakuasi
Namun, kontak senjata bukan satu-satunya kendala yang membuat tim gabungan sulit mengevakuasi korban. Faktor alam juga membuat tim cukup berat melakukan evakuasi.
"Kendala yang dihadapi cukup rumit, seperti faktor cuaca dan geografis," kata Jonathan Binsar.
3. Korban sudah disandera sejak Sabtu
Kronologi penembakan pekerja Jalan Trans Papua memang masih simpang siur. Tapi, menurut kabar, para pekerja sudah disandera sejak Sabtu (1/12), yang menurut informasi bertepatan dengan kemerdekaan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).
Pembunuhan itu diduga terjadi pada Minggu malam, tepatnya 2 Desember 2018. Sebelumnya mereka sempat dibawa ke puncak Kabo.
4. Ketua ULMWP menuding ada andil pemerintah dalam kasus penembakan ini
Terlepas dari tragisnya kejadian tersebut, Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda menganggap, kasus ini adalah andil dari pemerintah.
Menurutnya, narasi pembunuhan ini sengaja dikembangkan untuk membuat pasukan keamanan bisa menambah kekuatan di Papua.
5. Ketua ULMWP menduga TNI terlibat proyek pembangunan Jalan Trans Papua
Benny berpendapat, proyek Jalan Trans Papua nampaknya tidak hanya dikerjakan orang sipil. Ia merasa bahwa sebagian proyek itu dikerjakan oleh TNI, khususnya di Kabupaten Nduga.
"Proyek Jalan Trans Papua dulunya bernama Jalan Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B), setelah Keppres No. 40 Tahun 2013, saat pemerintahan SBY, pengerjaan jalan ini diserahkan kepada TNI. Proyek jalan ini berubah nama menjadi Jalan Trans Papua di era Jokowi," tukas Benny.