Amerika Serikat diketahui telah mengancam Indonesia terkait dengan rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 Super Flanker dari Rusia. CAATSA jadi alasan, padahal penyebab sanksi itu adalah urusan bilateral AS-Rusia.
Jauh-jauh hari, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah punya firasat mengenai laku lajak Amerika Serikat dan juga negara-negara NATO ini. Baginya, AS dan NATO telah main kasar untuk memenangkan persaingan alutsista karena tak bisa mengalahkan produk Rusia yang murah dan berkualitas.
Dalam pidatonya di depan komite kerjasama teknis-militer tanggal 4 Maret 2018 seperti diberitakan TASS (5/3), Putin mengatakan bahwa “bukan rahasia lagi bahwa AS menekan negara-negara yang hendak bekerjasama dengan Rusia dalam hal jual-beli alutsista. Ini bukanlah kata Rusia saja, tapi juga negara-negara sahabat kami.”
“Tujuan Amerika Serikat tidak hanya menyingkirkan rival dalam pasar perdagangan senjata dunia namun juga memperlemah kemampuan pertahanan dan keamanan sejumlah negara dan membuat negara itu jadi tertinggal dalam hal kemampuan militer,” ujar Putin.
Putin menekankan bahwa Rusia selalu mendahulukan dan menghormati pilihan sebuah negara dan kondisi geopolitik yang melingkupinya dan tak semata mengejar keuntungan belaka. Beliau mengatakan bahwa Rusia akan mengusahakan segala cara untuk membantu negara mitra dalam melancarkan proses jual-beli alutsista dengan Rusia.