Empat Fakta soal Jenderal Andika Perkasa, KSAD Pilihan Jokowi


Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Mulyono yang masuk masa pensiun. Penunjukkan Andika sebagai KSAD ini memicu pro kontra dari sejumlah pihak.

Berikut beberapa hal terkait sosok Andika yang resmi dilantik usai membaca sumpah jabatan di hadapan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.

1. Menantu A.M Hendropriyono

Andika merupakan menantu dari A.M Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara dan mantan etua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. PKPI adalah salah satu partai pengusung Jokowi di Pilpres 2019. Tapi Andika menampik ada keterlibatan mertuanya di balik penunjukkan Jokowi terhadap dirinya.

"Ya itu tadi, monggo mau ngomong apa juga saya kondisinya begini, keadaan saya begini, dan dari dulu juga begini. Enggak ada yang saya komentari lagi, terserah," kata Andika saat ditemui usai pelantikannya di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.

2. Lebih junior

Andika tercatat lebih junior ketimbang nama-nama lain yang sempat diisukan menjadi KSAD seperti Sekretaris Jenderal Wantannas Letnan Jenderal Doni Monardo dan Wakil KSAD Letnan Jenderal Tatang Sulaiman. Jokowi mengatakan keputusannya tidak melihat usia.

Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Feri Kusuma, menilai masih banyak perwira senior TNI AD di angkatan 84, 85, dan 86 yang memiliki kapasitas untuk menduduki kursi KSAD. Sehingga, ia menilai pengangkatan Andika yang merupakan angkatan 87, dapat berimplikasi pada persoalan regenerasi di dalam tubuh TNI AD.

3. Bintang satu menjadi bintang empat dalam waktu 6 tahun

Andika pada tahun 2013 tercatat masih menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD dengan pangkat Brigadir Jenderal. Dua hari setelah Jokowi dilantik pada pada 20 Oktober 2014, Andika Perkasa pun resmi menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Upacara serah-terima jabatan dari komandan lama berlangsung di Markas Komando Paspampres, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dua tahun berselang, Ia dipindah menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura yang meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Dua tahun berikutnya, Ia menjadi Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Tentara Nasional Indonesia (Kodiklat TNI). Andika tercatat hanya enam bulan menempati jabatan Dankodiklat tersebut.

Pada 14 Juli 2018, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat Andika menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Jabatan itu dipegangnya selama empat bulan saja sampai akhirnya ia kini menjadi KSAD dan menyandang pangkat Jenderal.

4. Disebut dalam pembunuhan Theys Eluay

Direktur Riset Setara Institute Halili mengatakan bahwa Andika Perkasa memiliki catatan minus dalam rekam jejak dinas kemiliterannya. "Selain label personal sebagai mantu A.M Hendropriyono yang kerap mendapat komentar negatif, Andika juga pernah disebut dalam pembunuhan tokoh dan aktivis HAM Papua Theys Eluay," kata Halili kepada Tempo, Kamis, 22 November 2018.

Theys Hiyo Eluay merupakan Ketua Presidium Dewan Papua yang juga pimpinan besar 250 suku di Papua. Theys merupakan pencetus dekrit Papua Merdeka dan mengibarkan bendera Bintang Kejora. Pada 2001, Dia meninggal karena diduga dibunuh Komando Pasukan Khusus. Namun KSAD saat itu yang kini menjadi Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengganggap anggota Kopassus yang dihukum karena melakukan pembunuhan Theys sebagai pahlawan.

Sumber : TEMPO

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait