Helikopter ini dilengkapi rudal jelajah antikapal Kh-35 dan Kh-31 terbaru. Sederhananya, Ka-52K adalah ‘tank terbang’ dengan rudal jelajah. Sumber: Andrey Luzik/RIA Novosti |
Pada hari pertama pameran kedirgantaraan internasional di Le Bourget, Rusia mengumumkan telah memenangkan tender untuk memasok helikopter tempur maritim Ka-52K ke Mesir.
Helikopter tempur berbasis kapal buatan Rusia, Ka-52K, akan ditempatkan pada kapal perang amfibi kelas Mistral, kapal yang sebelumnya hendak dijual Prancis ke Rusia, tapi terpaksa dibatalkan (karena tekanan sekutu NATO) dan dijual ke Mesir. Tugas penting berikutnya adalah mencapai kesepakatan mengenai spesifikasi teknis helikopter itu sebelum mulai beroperasi di Angkatan Laut Mesir.
“Kami perlu membahas spesifikasi helikopter dan kondisi keuangan. Dengan kata lain, kami perlu menjalani pekerjaan prakontrak yang sulit,” kata Kepala Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknik-Militer Rusia (FSMTC) Dmitry Shugayev pada pameran kedirgantaraan Le Bourget.
Ka-52K Katran adalah satu-satunya helikopter tempur di dunia yang bisa membawa rudal-rudal antikapal besar yang digunakan oleh aviasi angkatan laut.
“Helikopter ini dilengkapi rudal jelajah antikapal terbaru kami, Kh-35 dan Kh-31. Sederhananya, Ka-52K adalah ‘tank terbang’ dengan rudal jelajah,“ kata Dmitry Safonov, seorang analis militer di surat kabar Izvestia.
Ka-52K ditujukan untuk menjalankan tugas patroli, memberikan dukungan pada pasukan penyerang saat operasi amfibi, dan juga untuk misi pertahanan di garis depan dan belakang.
Ka-52K Katran adalah satu-satunya helikopter tempur di dunia yang bisa membawa rudal antikapal besar yang digunakan oleh aviasi angkatan laut Sumber: Andrey Luzik/RIA Novosti |
Katran di Medan Perang
Helikopter Ka-52K Katran pertama kali unjuk gigi selama misi tempur kapal induk Admiral Kuznetsov yang berperang melawan ISIS di Suriah. Sama seperti versi daratnya, helikopter maritim ini pertama kali digunakan dalam kondisi tempur di Suriah.
Rekaman aksi tempur helikopter itu pertama kali tersebar luas di internet pada 3 April 2016 ketika tentara Suriah, dengan dukungan aviasi Rusia, membebaskan kota Al-Qaryatayn di Provinsi Homs dari militan ISIS.
Pensiunan Kolonel Jenderal Leonid Ivashov, yang juga merupakan presiden Akademi Geopolitik, mengatakan bahwa kemampuan tempur dan senjata Ka-52K sebanding dengan versi daratnya.
“Helikopter tersebut ditujukan untuk memberikan dukungan kepada pasukan darat. Helikopter Katran memiliki bilah rotor lipat yang memungkinkannya muat dalam hanggar di atas kapal pembawa helikopter. Sementara, sistem navigasinya juga telah ditingkatkan sehingga mampu beradaptasi dengan penerbangan di atas laut dan saat pendaratan kapal,” kata Ivashov.
Helikopter Katran pada awalnya dikembangkan untuk digunakan dengan kapal amfibi kelas Mistral yang dipesan Rusia dari Prancis pada 2011. Namun, akibat krisis Ukraina, kapal pembawa helikopter itu tidak pernah masuk dalam layanan dengan Angkatan Laut Rusia.
Vadim Kozyulin, seorang profesor di Akademi Ilmu Pengetahuan Militer, mengatakan bahwa kala itu, Presiden Prancis François Hollande mendapat tekanan dari sekutu NATO dan terpaksa mengakhiri kontrak pengiriman Mistral kepada Rusia. Akhirnya, Mesir mengakuisisi kapal-kapal tersebut. Masing-masing kapal memiliki dek seluas 5.200 meter persegi dengan enam area pendaratan. Dua elevator pada kapal ini dapat membawa helikopter naik dari hanggar ke dek penerbangan. Selain itu, 16 helikopter tempur dapat dibawa di dek penerbangan dan hanggar.
Pada akhirnya, Mesir kemungkinan akan menerima 32 unit Ka-52K yang, berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada 2014, sebelumnya direncanakan untuk kapal pengangkut helikopter kelas Mistral Rusia.
Sumber : RBTHIndonesia