Keberadaan pasukan NATO di perbatasan Rusia memicu kekhawatiran dapat mengikis keamanan global. Foto/Istimewa |
MOSKOW - Kehadiran pasukan NATO yang terus berkembang di Baltik dan Eropa Timur menunjukkan ketidakpedulian secara terang-terangan negara- negara Barat tertentu untuk berhenti mengejar sebut agenda anti Rusia. Hal ini memaksa Moskow untuk memperkuat pertahanan perbatasannya.
Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. Shoigu mengatakan situasi di perbatasan barat Rusia memiliki kecenderungan untuk memburuk.
"Hal ini terkait dengan meningkatnya aktivitas militer negara-negara NATO di Eropa Timur," kata Shoigu seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (22/6/2017).
"Penumpukan pasukan NATO mencakup modernisasi lapangan terbang, pelabuhan dan lokasi militer lainnya, serta penempatan elemen baru pertahanan rudal Amerika Serikat (AS)," tambah menteri tersebut.
Menurut Shoigu di samping perluasan infrastruktur militer, aliansi ini juga memperkuat kesiapan operatif dan tempurnya. Shoigu mengatakan hal ini ditunjukkan oleh latihan militer Baltops and Sabre Strike yang sedang berlangsung, yang melibatkan ribuan tentara serta puluhan pesawat militer dan kapal.
"Perkembangan yang sedang berlangsung jelas menunjukkan keengganan terang-terangan dari mitra Barat untuk berhenti mengejar agenda anti-Rusia. KTT NATO di bulan Mei juga menunjukkan bahwa, ketika terorisme internasional dan Rusia ditempatkan pada daftar ancaman yang sama," kata Shoigu.
Sejumlah negara mencoba menggunakan tindakan militer yang dipuji oleh tekanan politik, informasi dan ekonomi, untuk mencapai keuntungan geopolitik.
"Tindakan yang tidak dapat dibenarkan rekan-rekan Barat kita menyebabkan erosi sistem keamanan global. Tindakan ini menimbulkan kecurigaan bersama dan mendorong kita untuk melakukan tindakan pembalasan, terutama di arah strategis barat," Shoigu menambahkan.
Ada lebih dari 100 pemeriksaan tanpa pemberitahuan di Distrik Militer Barat Rusia, menurut Shoigu, yang menunjukkan bahwa pasukan siap untuk melakukan konfrontasi.
Pasukan distrik tersebut telah menerima lebih dari 300 buah kendaraan tempur dan peralatan selama enam bulan terakhir, dan unit militer baru dikirim untuk memperkuat pertahanan perbatasan barat Rusia.
"Lebih dari 30 batalion dan kelompok taktis tingkat perusahaan berada dalam kesiapan tempur yang konstan, mereka sepenuhnya memiliki staf dan dilengkapi dengan semua potongan material yang diperlukan," kata Shoigu.
Selain itu, sekitar 20 unit militer baru akan dibentuk di Distrik Militer Barat pada akhir tahun 2018.
Saat NATO melenturkan otot-ototnya di dekat dengan perbatasan Rusia, Moskow telah memulai persiapan untuk latihan strategis bersama yang akan datang Zapad-2017 (West-2017), yang akan diadakan di Belarus akhir tahun ini.
Sumber : Sindonews