Kendaraan militer membawa pasukan pemerintah untuk memperkuat Kota Marawi di Filipina selatan pada hari Rabu. (Reuters/Romeo Ranoco) |
Lima menteri pertahanan dari lima negara berencana bertemu di Tarakan, Kalimantan Utara pada 19 Juni 2017 untuk membahas persoalan ISIS di Marawi, Filipina selatan.
“Saya bersama menteri pertahanan Malaysia, Filipina, Singapura dan Brunei akan berkumpul di Tarakan guna membahas perkembangan ISIS. Pertemuan ini dilakukan agar mereka tahu, kalau ada apa-apa kita sudah siap,” kata Menhan Ryamizard Ryacudu di sela-sela Bazar Murah di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis.
Ryamizard mengatakan bahwa pertemuan lima menteri pertahanan itu sebagai langkah antisipasi masuknya ISIS ke Indonesia dari Filipina.
Menanggapi siaga I di wilayah Sulawesi Utara (Sulut), kata dia, Sulut siaga satu karena daerah Sulut berdekatan dengan wilayah Filipina.
“Sulut siaga I karena dari atas (Filipina) ke bawah (Sulut). Di sana sudah siaga satu, sudah bela negara setiap hari,” kata Ryamizard.
Sementara untuk wilayah Riau, lanjut dia, hanya cukup meningkatkan kewaspadaan.
“Saya ngerti masalah ISIS. Saya dapat informasi dari mana-mana, jadi belum (siaga) dulu. Waspada boleh-boleh saja, tidak usah siaga-siagaanlah,” tutur Menhan.
Pengamanan di wilayah perairan, kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, sudah dilakukan patroli pengamanan perairan secara trilateral, antara Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Ryamizard sudah memperkirakan sejak 1,5 tahun yang lalu, bahwa masalah ISIS ini akan timbul di Indonesia. Namun demikian, kewaspadaan terhadap ancaman ISIS ini perlu ditingkatkan.
“Memangnya lu ga dibom? Dibom juga, oleh karena itu harus dilawan untuk menghancurkan ISIS,” tegasnya.
Sumber : Antara