Dennis Rodman (kiri) memberikan sebuah buku berjudul "Trump The Art of the Deal" kepada Menteri Olahraga Korea Utara Kim Il Guk di Pyongyang |
Jakarta - Mantan bintang Asosiasi Basket Amerika Serikat (NBA) Dennis Rodman memberikan buku karya Presiden AS Donald Trump, The Art of the Deal (Seni dari Kesepakatan), kepada Menteri Olahraga Korea Utara sebagai hadiah untuk pemimpin negara itu, Kim Jong-un.
Buku itu tidak ditandatangani Trump, dan foto dari kantor berita Associated Press (AP) memperlihatkan Rodman mengenakan blaser di luar kemeja warna merah jambu, dengan tanda khas tindik wajahnya, menyerahkan buku itu kepada menteri Kim Il-guk, Kamis lalu (15 Juni).
Rodman mengunjungi Korea Utara (Korut) sejak Selasa sebagai lawatan terkini ke negara terkucil tersebut. Ia termasuk salah seorang sahabat Kim Jong-Un.
Ia pernah mengunjungi Korut pada 2013 dan 2014 guna menemui Kim Jong-Un, yang mengaku menjadi penggemar Rodman. Padahal, Pemerintah AS mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya untuk tidak ke negara itu.
Pada Kamis lalu Korut juga membebaskan mahasiswa AS Otto Warmbier, yang ditahan 17 bulan dan dikatakan orangtuanya dalam keadaan koma.
Rodman juga bertemu dengan atlet olimpiade Korut, termasuk peraih medali emas judo An Kum-ae, demikian laporan AP, yang memiliki kantor biro di ibukota Korut, Pyongyang.
"Kalian semua pasti bangga dengan dirimu, karena, kamu tahu, banyak orang tidak memberi kalian pujian, karena ini negara kecil dan tidak banyak orang dari Korea Utara dapat bersaing di seluruh dunia," kata Rodman kepadaAn Kum-ae.
"Tapi, bagi kalian, kembali kemari ke negara mu, dengan medali, itu mengatakan banyak tentang Korea Utara, karena orang tidak betul-betul menganggap Korea Utara dalam hal olahraga atau apapun seperti itu," katanya.
Mantan bintang basket itu menyatakan kunjungannya tidak terkait dengan Gedung Putih, demikian laporan Reuters.
Sebelum Trump menjadi presiden, Rodman muncul dua kali di acara "Celebrity Apprentice" yang dibawakan Trump, dan memuji hartawan pengembang tersebut di Twitter dalam tahun kampanye pemilihan presiden.
Ketegangan meningkat di semenanjung Korea atas uji nuklir dan peluru kendali Korea Utara sejak tahun lalu.
Korut bertekad mengembangkan peluru kendali berujung nuklir, yang mampu menghantam daratan AS, sebagai perimbangan kekuatan bersenjata.
Sumber : TEMPO