![]() |
Ilustrasi satelit di orbit Bumi. |
Rifath Shaarook, seorang remaja berusia 18 tahun asal India, telah berhasil membuat satelit terkecil dan teringan yang pernah dibuat manusia. Satelit yang diciptakan menggunakan metode cetak 3D tersebut beratnya hanya 64 gram --lebih ringan dari sebuah iPhone 7.
"Kami melakukan banyak penelitian tentang satelit kubus yang berbeda di seluruh dunia dan menemukan bahwa milik kami adalah yang paling ringan," kata Shaarook.
Satelit itu diberinya nama KalamSat, terinspirasi dari mantan ilmuwan nuklir India, Abdul Kalam, yang juga pernah menjadi presiden negara Asia Selatan itu pada periode 2002-2007. Kalam adalah pelopor penelitian antariksa di negara tersebut dan dia juga memimpin Program Pengembangan Rudal Terarah Terpadu India.
Satelit yang didesain dari nol ini dapat berbobot ringan karena penggunaan kerangka polimer yang diperkuat serat karbon --material yang memiliki rasio kekuatan super tinggi dan umum digunakan mulai dari teknik kedirgantaraan sampai jajaran alat pancing.
KalamSat akan diluncurkan dari Fasilitas NASA di Wallops Island, Amerika Serikat, pada 21 Juni. Ia akan menjalankan penerbangan sub-orbital 240 menit, guna beroperasi di lingkungan mikro-gravitasi selama 12 menit. Sub-orbital sendiri memiliki arti penerbangan naik dan turun kembali, sedangkan orbital berarti terus mengelilingi Bumi.
Shaarook mengatakan bahwa tujuan eksperimennya adalah untuk melihat bagaimana metode pencetakan 3D polimer yang diperkuat serat karbon beroperasi dalam mikro-gravitasi di angkasa luar.
"Satelit ini akan memiliki komputer on-board jenis baru dan delapan sensor built-in untuk mengukur percepatan, rotasi dan magnetosfer bumi," ujar ilmuwan muda tersebut kepada Bussiness Standard.
Satelit berdesain kubus sebesar 4 cm ini Shaarook dan timnya ciptakan dengan dana tidak sampai INR100 ribu (Rp20,67 juta).
Awalnya Shaarook mengajukan penemuannya ke kompetisi Cubes in Space --sebuah kompetisi bagi generasi muda yang didukung oleh sebuah organisasi bernama idoodlelearning dan NASA, serta Colorado Space Grant Consortium. KalamSat adalah satu dari 80 percobaan yang dipilih dari 86.000 desain yang masuk dari 57 negara.
Tantangan yang diberikan dalam kompetisi ini adalah menciptakan alat yang bisa masuk ke dalam kubus berukuran 4 meter, dan beratnya tidak lebih dari 64 gram. Dan yang paling penting, ia harus layak berada di luar angkasa.
Shaarook merupakan ilmuwan utama di sebuah organisasi pendidikan bernama Space Kidz India yang berbasis di Chennai. Space Kidz mensponsori pengiriman karyanya dalam kompetisi Cubes in Space, serta mempromosikan pendidikan sains untuk anak-anak dan remaja India.
Shaarook berasal dari sebuah desa kecil di Tamil Nadu. Saat berusia 15 tahun, ia juga sudah pernah menciptakan balon cuaca helium dalam rangka mengikuti sebuah kompetisi bagi ilmuwan muda.
Tren satelit nano seperti KalamSat mulai populer sekitar tahun 2013. Dilansir dari The Economist (7/6/2014), pada 19 November, Orbital Sciences, sebuah perusahaan Amerika, meluncurkan sebuah roket dari Wallops Flight Facility di Virginia, AS. Ia membawa 29 satelit nano dan melepaskannya ke orbit rendah Bumi.
Tiga puluh jam kemudian, Kosmotras, perusahaan patungan Rusia, membawa 32 satelit ke orbit yang sama. Kemudian, pada Januari 2014, Orbital Sciences kembali membawa 33 satelit namun kali itu ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Mayoritas dari 94 satelit tersebut dibangun dalam format standar yang dikenal dalam nama CubeSat. Sebuah desain kubus berukuran 10cm dengan berat 1,3 kg atau kurang. Beberapa satelit terdiri dari dua atau tiga unit kubus.
Kehadiran satelit kecil memungkinkan negara-negara seperti Estonia, Irak, Lithuania, dan Uruguay meluncurkan satelit pertama mereka.
BERITAGAR