Sedikitnya 100 Tentara India Melakukan Bunuh Diri Setiap Tahun

Sedikitnya 100 Tentara India Melakukan Bunuh Diri Setiap Tahun

Angkatan Bersenjata India terus kehilangan setidaknya 100 personil per tahun akibat bunuh diri meskipun pemerintah India telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi stres di kalangan tentaranya.

Sebanyak 125 personil militer telah mengambil langkah ekstrim untuk mengakhiri hidup mereka pada tahun 2016, menurut laporan yang diterbitkan oleh The Times of India (TOI).

Menjawab pertanyaan di Lok Sabha, pada hari Jumat, 10 Maret 2017, Menteri Pertahanan India, Subhash Bhamre mengatakan 101 personil Angkatan Darat, 19 personil Angkatan Udara dan 5 personil Angkatan Laut melakukan bunuh diri tahun lalu, dengan tiga kasus diantaranya merupakan pembunuhan yang dilakukan oleh sesama tentara,  sebagaimana yang dilaporkan dari tiga matra Angkatan Bersenjata India, menurut laporan dari TOI.

Awal tahun ini, 13 personil Angkatan Darat India telah melakukan bunuh diri, sementara 2 kasus bunut diri telah dilaporkan oleh Angkatan Udara India.

Tentara yang ditugaskan di daerah yang jauh sering mengalami tekanan mental yang luar biasa karena tidak bisa mengurus masalah yang dihadapi oleh keluarga mereka saat kembali ke rumah, yang sebagian besar seputar perselisihan properti dan pelecehan oleh unsur-unsur anti-sosial dalam masalah keuangan dan perkawinan, seperti yang dilaporkan oleh TOI sebelumnya.

Penyebaran personil yang berkepanjangan dalam operasi kontra-pemberontakan di J & K dan Timur Laut juga berdampak pada ketahanan fisik dan kesehatan mental para tentara. Semua ini juga diperparah oleh gaji yang buruk, kurangnya fasilitas dasar, penolakan hak cuti dan tugas kepemimpinan yang tidak efektif, tambah laporan dari TOI.

Bhamre, pada bagiannya menekankan bahwa pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk mencegah insiden seperti itu terulang lagi. “Ini termasuk peningkatan taraf hidup dan kondisi kerja melalui penyediaan infrastruktur dan fasilitas yang lebih baik; akomodasi tambahan bagi keluarga tentara; pembebasan kebijakan hak cuti; mendirikan mekanisme ganti rugi; pelaksanaan yoga dan meditasi sebagai bagian dari unit rutin dll”, katanya.

“Sejumlah besar petugas telah dilatih sebagai konselor untuk memberikan konseling kepada personil angkatan bersenjata dan keluarga mereka. Konselor psikologis sipil juga telah digunakan untuk memberikan layanan kesehatan mental. Psikolog juga mengunjungi unit dan formasi dari waktu ke waktu untuk melaksanakan konseling secara individual maupun dalam kelompok”, tambahnya.

Tetapi permasalahan utama yang masih berlanjut adalah bahwa pemerintah sipil dan kepolisian India di seluruh negeri yang sebagian besar tidak responsif terhadap keluhan dari tentara dan keluarga mereka, tidak seperti sebelumnya.

“Salah satu kekhawatiran terbesar bagi Angkatan Darat adalah kesulitan keluarga yang akan mereka hadapi saat kembali ke rumah. Melalui ponsel, para prajurit kami terus mendapatkan informasi update dari keluarga mereka, yang menambah ketegangan dan tekanan mental bagi mereka”, kata seorang petugas.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait