Tentara-tentara keamanan udara Rusia dibuat kocar-kacir?

Sistem pertahanan udara Pantsir-S1. Sumber: Vitaly Nevar/TASS
Tentara-tentara keamanan udara Rusia yang bertugas di Moskow dibuat kocar-kacir ketika presiden mereka Vladimir Putin menginstruksikan inspeksi mendadak di dalam Pasukan Kedirgantaraan Rusia dalam bentuk latihan awal bulan ini.

Inspeksi tersebut turut diadakan pada sistem senjata permukaan-ke-udara seperti S-300, S-400, dan Pantsir-S, yang bertugas tepat di luar Moskow. Para tentara ditempatkan di posisi siap siaga menghadapi musuh.

Unit-unit yang terlibat dalam latihan itu hanyalah sebagian kecil dari upaya melindungi Moskow dari misil maupun serangan udara lainnya.

Payung antimisil Moskow

Sistem antiserangan udara dan antimisil Moskow ternyata cukup berhasil dijalankan. Sistem ini termasuk radar peringatan dini misil balistik, ujar Viktor Litovkin, analis militer di kantor berita TASS, kepada RBTH.

Radar-radar itu terletak di Rusia bagian Eropa, yaitu di:

  • Olenegorsk, Kola Peninsula
  • Lehtusi, dekat St. Petersburg
  • Dekat St. Kaliningrad
  • Dekat Armavir
  • Orenburg
  • Baranavichy, Belarusia

Radar yang dapat memberikan informasi

Setiap radar ini memiliki jarak keliling hingga 6.000 km dan mereka dapat mencakup seluruh Rusia dan negara-negara tetangganya, ujar Litokvin. Ia menambahkan bahwa radar-radar itu dapat mendeteksi seluruh misil balistik dan jelajah, pesawat, serta objek terbang lainnya yang mengarah ke Rusia.

“Setiap radar peringatan dini ini melaporkan ke markas (Pusat Utama Peringatan Serangan Misil) di Solnechnogorsk dekat Moskow, dan juga melaporkan ke pusat peringatan Don-2N (yang merupakan radar besar) di Fryazevo, Moskow,” ujar Litovkin, seraya menambahkan bahwa sistem pengawasan udara Rusia juga memberikan informasi ke Fryazevo.

Sistem pertahanan Don-2N yang terletak di Fryazevo, Moskow. Sumber: Kirill Kallinikov/RIA Novosti 
Menurut Litovkin, Don-2N mengendalikan 100 misil antimisil yang diletakkan di seantero Moskow. Misil-misil ini dimaksudkan untuk menangkis misil balistik dan jelajah yang diarahkan ke ibu kota Rusia.

Namun begitu, lokasi spesifik misil-misil ini dirahasiakan dari masyarakat.

“Sinyal peringatan dini apapun akan disampaikan ke markas pertahanan misil dan ke radar Don-2N, sehingga cara penanggulangan gangguan udara dapat diputuskan secepat mungkin,” kata Litovkin menjelaskan.

Pertahanan udara di sekitar Moskow

Sistem antimisil Moskow secara intensif bekerja sama dengan sistem pertahanan Moskow, yang dipusatkan pada sistem permukaan-ke-udara S-300 dan S-400.

S-400 Triumph. Sumber: Mihail Mokrushin/RIA Novosti
Sistem-sistem ini dapat mendeteksi target udara yang berjarak 250 hingga 400 km, dan dapat menjatuhkan mereka di jarak 150 sampai 250 km, meskipun sang target terbang dengan kecepatan 2.5 km per detik.

S-400 dan S-300 mampu mendeteksi dan melacak hingga 36 target dan menyerang 12 target secara bersamaan.

Ada berapa kekuatan?

Jumlah dan kekuatan spesifik sistem pertahanan udara di Moskow memang dirahasiakan, tapi disinyalir jumlah misil penangkis mencapai ratusan, demikian pula radar-radar pendeteksi dan pelacak. Kementerian Pertahanan Rusia berencana menempatkan sebanyak-banyaknya 12 unit S-400 di Moskow pada tahun 2020.

“Sistem S-300 dan S-400 yang ditempatkan dekat Moskow dilengkapi sistem senjata misil Pantsir-S1,” kata Vadim Kozyulin, professor di Akademi Ilmu Militer, kepada RBTH. “Sistem antimisil jarak dekat ini dirancang untuk mengambil misil-misil yang tidak tepat sasaran oleh pertahanan kita.”

Menurut Kozyulin, Pantsir-S1 mempunyai jarak efektif 10 hingga 15 km.

“Selain sistem-sistem antimisil, langit Moskow juga dilindungi oleh pesawat perang Sukhoi Su-30MS, Su-35, MiG-29, MiG-31,” ujarnya. “Mereka tidak hanya ditempatkan di Moskow tapi juga di daerah-daerah dekat Moskow.”

Kemampuan nuklir

Para ahli berkata ada cukup banyak sistem pertahanan udara di sekitar Moskow untuk melindungi kota itu dari serangan udara apapun.

Menurut mereka, militer Rusia menganggap Moskow memiliki hak untuk menggunakan nuklir apabila diserang, terutama oleh negara atau kelompok yang juga memiliki nuklir.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait