 |
| Jepang Tawarkan Pesawat Amfibi US-2 ke Indonesia |
Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan bahwa pihaknya telah bertemu dengan pejabat pertahanan senior Jepang pada hari Kamis (4/8) lalu. Pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu dan Direktur Jenderal Biro Kemampuan dan Fasilitas Perencanaan Kementerian Pertahanan Jepang Ro Manabe.
Pertemuan itu dilakukan untuk mempromosikan ekspor pertahanan Jepang di Asia Tenggara. Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan bahwa pembicaraan berpusat pada kemampuan Jepang untuk menyediakan pertahanan cyber serta tentang penawaran pesawat amfibi US-2 search-and-rescue (SAR) pabrikan Shinmaywa Industries.
Menanggapi hal itu, Ryamizard menyampaikan bahwa Indonesia memang ada ketertarikan untuk mengadakan pembelian pesawat amfibi US-2. Karena selain untuk operasi, yang terpenting adalah pesawat tersebut dapat dipergunakan untuk membantu dalam penanggulangan bencana.
Namun kepastian terkait pengadaan pesawat tersebut masih perlu dibicarakan dan dikomunikasikan dengan pihak TNI selaku pengguna.
Kementerian Pertahanan Indonesia juga mengatakan bahwa kedua negara sedang mencari cara untuk memperluas kolaborasi industri pertahanan berdasarkan potensi penjualan.
Sumber: IHS Jane’s Defence Weekly
Pertemuan itu dilakukan untuk mempromosikan ekspor pertahanan Jepang di Asia Tenggara. Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan bahwa pembicaraan berpusat pada kemampuan Jepang untuk menyediakan pertahanan cyber serta tentang penawaran pesawat amfibi US-2 search-and-rescue (SAR) pabrikan Shinmaywa Industries.
Menanggapi hal itu, Ryamizard menyampaikan bahwa Indonesia memang ada ketertarikan untuk mengadakan pembelian pesawat amfibi US-2. Karena selain untuk operasi, yang terpenting adalah pesawat tersebut dapat dipergunakan untuk membantu dalam penanggulangan bencana.
Namun kepastian terkait pengadaan pesawat tersebut masih perlu dibicarakan dan dikomunikasikan dengan pihak TNI selaku pengguna.
Kementerian Pertahanan Indonesia juga mengatakan bahwa kedua negara sedang mencari cara untuk memperluas kolaborasi industri pertahanan berdasarkan potensi penjualan.
Sumber: IHS Jane’s Defence Weekly